Untuk sejenak, Tibra merasakan tubuhnya membeku, sepertinya terlalu terkejut dan otaknya membeku, blank, mungkin terjadi pembajakan oleh amigdala hingga tubuhnya tidak bisa memproses perintah apapun, membuat dia hanya bisa berdiri tanpa reaksi saat perempuan paruh baya itu keluar dari lift, lalu lift kembali menutup, Tibra melewatkan lift yang akan membawanya ke basement. "Tibra...kamu baik-baik saja, nak?" Suara lembut menyapanya, dan membuat Tibra seolah ditarik dari ruang kosong di mana waktu terasa berhenti yang dihuninya sesaat tadi, kembali ke dunia nyata. "Eng...yah...." gumam Tibra, tidak jelas. Dia terlalu kaget karena bertemu perempuan paruh baya ini lagi dan tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Yang dia tahu, dia ingin secepatnya pergi dari hadapan perempuan paruh baya ini