Menyendiri dalam apartemennya, Tibra berpikir tentang kehadiran Maryam. Berulangkali dia memikirkan apakah Maryam benar-benar ibu kandung yang melahirkannya dan menelantarkannya dahulu? Ataukah, perempuan itu hanya mengaku-aku?
Terus terang saja, kemunculannya yang tiba-tiba membuat Tibra bertanya-tanya, bagaimana Maryam bisa menemukannya dan juga begitu yakin bahwa dirinya adalah bayi mungil yang dilahirkan dan dibuangnya di tempat sampah.
Tibra merasa semua ini melelahkan baginya, dan dia berharap Maryam tidak lagi muncul di hadapannya setelah dia mengatakan dengan jelas pada perempuan itu untuk tidak lagi datang.
Pikiran Tibra demikian runyam begitu saja oleh karena kehadiran Maryam yang setiap hari datang mengantarkan makanan untuknya, dan mengharapkan dirinya luluh pada perempua
