Daniel terus berlari di atas alat treadmill, ia meningkatkan kecepatan. Emosinya tidak terkontrol lagi, ia tidak ingin Ayana tersakiti. Jika ia sedang emosi seperti ini, ia bisa melukai Ayana. Daniel terus berlari, semakin meningkatkan kecepatannya, semakin cepat ia mengontrol emosinya. Daniel seperti menyatu dengan mesin, keringat membanjiri seluruh tubuh. setelah puas berlari dengan kecepatan tinggi. Daniel, menghentikan mesin itu, dan lalu beralih ke mesin chest press, gerakan mendorong tubuh ke tekanan d**a. Daniel perlu asupan energi yang cukup kuat, hanya mesin-mesin inilah yang membantunya setiap pikirannya sedang kacau. Daniel menghentikan aktivitasnya, ia merebahkan tubuhnya di lantai, dengan mengatur nafas. Pikirannya sudah dipenuhi oleh Ayana. Ayana kenapa ia melakukan seperti