Natuna, I'm Coming!

1170 Kata

Pagi hari, aku bangun dengan perasaan segar dan bahagia. Deburan ombak yang tenang memberikan kedamaian tersendiri. Zein masih tertidur di sampingku, wajahnya tampak begitu damai dan tenang. Aku mengelus pipinya lembut, bersyukur memiliki suami yang begitu mencintaiku. Saat Zein mulai membuka matanya, aku tersenyum dan memberinya ciuman selamat pagi. “Pagi, Sayang,” sapaku. Dia membalas senyumanku dan menarikku ke dalam pelukannya. “Pagi, Sayang,” jawabnya lembut. Zein mengurai pelukannya menatapku lalu tiba-tiba tersenyum penuh misteri. “Jangan senyum seperti itu, Mas. Harusnya semalam sudah cukup plus extra part,” protesku dan dia malah tertawa dan memelukku—membenamkanku ke dadanya. “Jangan bikin aku nggak bisa jalan di momen ini,” ujarku begitu mengangkat pandanganku melihatnya. Ak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN