Tamu Bulanan

1109 Kata

Vanya’s POV Zein menakutkan, aku jadi takut kembali ke hotel. Jelas aku tahu apa maksudnya tadi, apa sebaiknya aku menginap di kamar Asya saja malam ini? “Mbak Asya—” Aku tidak jadi melanjutkan kalimatku karena wajahnya seketika berubah saat memandangi ponselnya setelah sempat mendengar dentingan pesan singkat. Saat ini kami sudah kembali ke hotel dan baru saja keluar dari lift. “Ada apa, Mbak Asya?” tanyaku penasaran. Aku memanggil Asya dengan sebutan Mbak karena usianya lebih kurang sama dengan Zein. “Aku sudah dikirimkan tiket pulang ke Jakarta, Mbak,” lirihnya. Wajahnya tidak lagi bersemangat, dia bahkan memaksakan senyumnya, lalu berpamitan padaku—masuk ke dalam kamarnya untuk merapikan barang bawaannya karena penerbangannya malam ini. Aku memejamkan mataku—membuang semua prasan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN