Hadiah Untuk Ayah

1432 Kata

POV Zein Deringan dari ponselku membuat kedua sudut di bibirku terangkat, ada nama Ibu tertera di layar ponselku. Aku segera menerima sambungan telepon dari beliau. Aku sempat menahan napasku mendengar suara Ibu di seberang sana yang mengatakan kalau Ayah sempat mengeluh sakit pada dadanya. Padahal Ibu menyampaikannya begitu tenang, tapi aku tahu aslinya dia risau sampai menghubungiku. Dulu, sebelum bertemu Zee, aku lebih dulu menemui kedua orang tuanya. Walaupun kami dijodohkan, dengan mantap meminta pada Ayah—mengatakan kalau aku ingin mempersunting anak perempuan satu-satunya. Begitu aku pindah bekerja di Bandung, aku menyempatkan diri mengunjungi keduanya. Ternyata saat itu, Ibu sedang risau karena kesehatan Ayah menurun. Saat itulah aku tahu Ayah memiliki riwayat penyakit jantung.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN