Pada ahirnya mereka sampai dikebun tembakau, banyak yang mereka bahas, dari pekerjaan sampai pembahasan tentang masa lalu. Karena setelah beberapa tahun Angga tidak bertemu dengan Jimin, mereka berdua sedikit melepas rasa kangen. Jimin pria yang soft, penyayang dan juga pekerja keras, dia tidak pernah membentak ataupun meninggikan suaranya jika marah, namun jika sudah kelewatan iblispun takut mendekati pria itu. “Sesuai perjanjian yang tertulis itu, gue harap Lo bisa penuhin semua kebutuhan tembakau untuk pabrik rokok gue. Gue nggak mau tahu ya! Pokoknya gue harus dapet kwalitas yang terbaik dari pohon tembakau Lo.” Angga mengangguk. “udah mulai Panas nih! Yok kembali kerumah gue, gue juga ada urusan nih setelah ini.” “lo beneran bisa gue percaya kan? Soalnya Minggu depan gue udah