Sepulang dari rumah sakit, Angga memerintah asisten rumah tangganya untuk memindahkan semua barang Aya kedalam kamarnya dan tidak ada lagi namanya tidur terpisah. Mau tidak mau Aya harus menerima keputusan Angga jika tidak, pria itu tidak akan pernah mengijinkan Aya untuk membuka kembali laptop dan juga ponselnya. Segitu berhargakah barang elektronik itu dibanding kesehatannya? Hem! Angga hanya bisa menghela nafas. Setelah selesai merapikan kamarnya, Aya dituntun Angga untuk naik kelantai atas, karena Tubuh Aya masih terlihat lemas, Angga memopongnya. Awalnyaa Aya tidak mau dan dia tetap memberontak, dia malu namun lama kelamaan Aya itu tidak mampu lagi memberontak karena Angga sama sekali tidak menggubrisnya. Tepat dalam kamarnya Angga segera meletakkan tubuh Aya diatas ranjang, ses