Seharusnya setelah mendengar keinganannya untuk menikah ulang Dengan Aya, ibunya merasa senang tapi melihat reaksi wajah sang ibu, Angga yakin jika ibunya masih belum bisa mempercayainya sepenuhnya. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore dan harusnya jam tiga sore tadi dia sudah berada dirumah Aya, tetapi yang dia lakukan hanya melamun sambil sesekali menyibukkan dirinya diruang kerjanya yang cukup luas tetapi terasa menghimpitnya karena otaknya yang terus berfikir tanpa henti. Angga menutup layar laptopnya dan merapikan beberapa berkasnya, saat dirinya kembali ketempat duduknya, ponsel Angga berbunyi. Nama Aya tertera dilayar ponselnya, dengan cepat Angga menerima panggilan tersebut, dia takut jika terjadi apa-apa dengan Aya dan juga bayi dalam kandungannya. “Aya? Ada apa?” sahut Angga