“udah donk marahnya!” Angga mencoba membujuk Aya yang dari tadi tidur memunggunginya. Saat Angga ingin membalikkan badan istrinya, tiba-tiba saja dering ponselnya berbunyi. Membuat Angga mengurungkan niatnya untuk membalikkan tubuh Aya agar menghadap kearahnya. Angga segera turun dari ranjangnya lalu melangkah kearah ponsel yang berbeda diatas nakas. Mengangkat panggilan teleponnya lalu menjauh dari ranjang, membuka jeldela kamarnya sambil menatap kejauhan. “Ada apa lagi Lo hubungi gue?” Angga menjawab panggilan teleponnya dengan nada ketus. Terdengar rengekan menyebalkan dari sebrang telfonnya. “lo jangan gitu donk Angga! Bagaimanapun gue masih istri sah elo tau.” “Katakan! Apa yang Lo minta heh? Gue tau apa yang ada didalam otak Lo.” Kesal Angga sambil mencibir meski Dela tidak