"Sudah ketemu filmnya, Sayang?" Ineke muncul dari belakang Bryan membawa dua bungkus popcorn. "Sudah, Bun ... Kita nonton ini saja, ya?" gadis kecil itu, menunjuk sebuah poster. "Oke, ... Kayaknya bagus filmnya." Tangannya merangkul pundak Elsya. "Eh, Dedy sudah datang? Kapan nyampenya?" Bryan menatap Ineke datar, menyebalkan sekali wanita ini. Apa dia pikir semudah itu memperbaiki hati yang sudah hancur berkeping-keping? Sebagai ayah, dia tidak akan kasar pada ibu dari anaknya. Sebagai lelaki, tentu saja dia tidak rela harga dirinya dikangkangi. Bryan beralih menoleh Elsya. Gadis itu menunduk, ada rasa cemas yang mengusik hati, ia tahu betul sifat dedynya. Ia harus menyiapkan jawaban dan alasan untuk semua ini. Tapi perduli amat dengan urusan nanti. Yang penting saat ini, dia bis