Satria, dan Siti sudah berada dalam pesawat yang membawa mereka ke Jakarta. Mata Siti terlihat masih merah, karena habis menangis. Hati Siti terasa berat, meninggalkan kai dan nininya, tapi bagaimanapun ia harus mengikuti suaminya. Meski Satria berjanji, ia bisa mengunjungi kai, dan nininya kapanpun ia mau, tapi pastinya tak semudah itu ia meminta. Satria menghapus air mata yang jatuh di pipi Siti. "Sudah nangisnya, Sayang, nanti kamu pilek kalau kebanyakan menangis," bujuk Satria seakan tengah membujuk anaknya saja. Siti hanya diam saja, tak menanggapi ucapan Satria. "Kalau Ading masih ngantuk tidur aja," saran Satria. Siti mengangguk, disandarkannya punggungnya ke sandaran kursi pesawat, dipejamkannya matanya, Satria meraih kepala Siti agar bersandar di pangkal lengannya. Penerb