Part 7

1897 Kata
Part 7 " Hari ini Daniyal gak ada, jadi gak seru deh. "Lea memasang wajah murung kala mengetahui jika Daniyal ijin tidak masuk sekolah. Ia juga merasa kesal jika Daniyal tak membalas pesannya satu pun. " Merengut mulu neng. "seseorang tiba-tiba datang sambil meletakkan kotak s**u strawberry kesukaannya di atas meja. " Eh Satria. "Lea tersenyum ramah ketika salah satu teman Daniyal datang menghampirinya yang tengah duduk sensirian di kantin. " Diminum tuh buat lo dari Daniyal,"dusta Satria. Lelaki itu sengaja berbohong agar Lea tak sedih lagi bahkan selama pelajaran Lea sering ditegur guru karena melamun. "Eh beneran nih? Waahh Daniyal, makin cinta deh. "Lea percaya saja ucapan Satria itu lantas segera ia menyeruput s**u kesukaannya itu. " Oh ya, lo gak punya temen? Duduk sendiri di sini berani amat dah. "Satria heran pada Lea yang selalu sendiri dan tak mau berteman dengan siapapun. " Lea punya temen banyak kok cuman Leanya aja pengen sendiri habis juga percuma Lea sama mereka kan Lea sibuk mikirin Daniyal. "Lea menerima tisu dari Satria untuk membersihkan mulutnya. Lea juga menunjuk teman (para ciwi-ciwi) sekelasnya yang tengah bergerombol di kantin. "ngenes amat nih cewek-batin Satria yang merasa iba pada Lea. " Oh ya, gue mau nanya, memang kenapa Daniyal gak masuk sekolah? "tanya Lea penasaran. " Oh itu, abangnya pulang dari Malang. Itu lo bang Adit dan si Iyal nih suruh jemput sama abangnya. " " Oh begitu, wah bang Adit yang rumornya bintang sekolahan ini ya? " " Iyaps, pacarnya kak Rana alias Kirana. " " Kalau itu sih gue tau kan kak Kirana jadi pelatih cheers. " " Lo juga gak tau kalau Bang Adit ini juga pelatih Basket? "tanya Satria pada Lea. " Tau kok, tapi kalau bang Adit berinteraksi sama Daniyal, gue gak tau. "Lea menggelengkan kepalanya pelan. " Lha memang kalau bang Adit itu profesional kalau udah jadi pelatih jadi ia hanya fokus melatih tapi di luar sekolah apalagi di rumah bang Adit itu lucu banget sama suka usil juga. "Satria terkekeh pelan. "Suka usil? Gue kira bang Adit itu juga sama sifatnya seperti Daniyal soalnya kak Kirana sering dicueki sama bang Adit kalau ketemu di sekolah sampai kak Kirana nangis." Lea mencoba mengingat kejadian tempo lalu. "Ck! Lo bodoh ya? " " Eh Lea pinter kok. " " Lo sih gak bisa mahami ucapan gue tadi, kalau Bang Adit itu memang gitu di sekolahan tapi di luar bang Adit itu suka usil. Kalau soal kak Kirana nangis pasti bang Adit lagi usilin kak Kirana. " " Oh gitu, tapi jangan bilang gue bodoh dong, meskipun gue emang bodoh. " " Leh kenapa? " Hanya Daniyal aja yang boleh nyebutin Lea bodoh-ucap Lea dalam hati. " Ada deh. " " Pasti hubungannya sama Daniyal nih kalau ada rahasia gini,"goda Satria pada Lea. " Pasti dong! "pekik Lea. " Oh yaudah ya, gue mau cari pacar dulu. Baru putus nih gue kan butuh pacar lagi. "Satria beranjak berdiri dari duduknya. " Kenapa putus? "tanya Lea membuat Satria tak jadi melangkah. " Bosen lah. "Satria merenggangkan otot-otot tangannya. " Terus kenapa pacaran? "tanya Lea kepo. " Ya rahasia dong! " " Itss ikut-ikutan deh! " "Biarin emang cuman Lea yang bisa." Satria menjulurkan lidahnya ketika ia mulai berlari meninggalkan Lea sendirian. Lea tertawa geli menurutnya Satria itu lucu dan suka menghiburnya. Ia jadi suka berteman dengan temannya Daniyal yang begitu asik baginya. ... "Masih ingat tugas yang kemarin ibu berikan? "tanya seorang guru wanita berambut pendek pada murid-muridnya kelas 11 IPA 1. "Iya bu." "Apa kalian masih belum paham?" "Sudah paham bu. " " Saya akan jelaskan lagi mungkin ada yang saya perbaiki. Jadi gini karena hari seni depan itu, sekolah sedang diadakan rapat dan untuk tugas memasak. Kelompok di rumah dan tidak jadi memasak di sekolah. Kalian membuat video tentang kelompok kalian saat memasak lalu tepat hari senin itu kalian tinggal menyajikannya saja mungkin kalau bisa kalian kelompok di salah satu rumah temannya kalian waktu hari libur jadi memudahkan kalian untuk membuat video memasak. " " Itu jadi hewani bu? " " Iya, kalian tetap memasak makanan hewani. "guru itu tersenyum. " Bu kalau kelompoknya bu, soalnya ibu hanya menjelaskan tentang tugasnya saja. " " Kelompok beranggotaan 6 orang dan kalau bisa ada cewek serta cowok di dalam kelompok itu. Kelompoknya terserah kalian karena ibu tau rumah kalian pasti ada yang jauh kalau ibu menyatukan sendiri pasti akan membuat kalian susah sendiri. "ucapan gurunya itu membuat para muridnya bersorak ria dan bisa satu kelompok dengan teman akrabnya masing-masing. " Yaudah bu Ela mau keluar dulu karena ada panggilan sebentar. "pamit guru itu pergi dari kelas ini. Setelah mengetahui guru mereka sudah pergi, para murid di sini pun pada heboh menentukan kelompok masing-masing pastinya ada murid yang suka pilih-pilih, suka bingung mau ikut kelompok yang mana, ingin ikut kelompok yang anggotanya pintar memasak dan terakhir ada murid yang bersikap pasrah saja mengalah pada takdir yang akan menentukan di kelompok mana murid itu berada. Kalau ada yang mengajak ya bersyukur dan kalau tidak itu tak mungkin sebab murid di kelas ini berjumlah 36 orang pastinya semua murid mendapatkan kelompok. "Lea, mau ikut kelompok sama kita? "seseorang mendekati Lea yang sedang sibuk membersihkan buku gambar Daniyal. Ia tak ingin buku gambar Daniyal terkena debu satu pun dan tetap membersihkan setiap jam. Sebegitunya sayang pada Daniyal sekaligus benda-benda kesayangan Daniyal. Lea mendongakkan kepalanya ke atas terlihat tiga gadis tersenyum lebar menatapnya. Tiga gadis itu memang berusaha mendekati Lea menjadi temannya namun Lea menghindar dari mereka karena dirasa ia tak cocok berteman dengan mereka entahlah ia merasa begitu. Ketika tengah menimang apalah mau atau tidak, seseorang dari arab belakang bersiul membuat ia menolehkan kepalanya ke belakang. Ternyata Satria, Elang dan Mei (si gadis bertubuh gendut yang satu bangku dengan Elang) tengah melambaikan tangan mereka kepadanya. Lea menganggukkan kepalanya paham sambil mengulum senyum simpul lalau ia menatap kembali tiga cewek tadi. "Maaf sebelumnya ya, Raya, Fela dan Ira. Kalau Lea gak bisa kelompok sama kalian karena Lea sudah bergabung bersama kelompok lain. " " Yahh, padahal kita inginnya sama lo Bry. "terlihat wjaah tiga gadis itu yang nampak kecewa. " Emm soalnya Lea tinggalnya deket sama mereka, rumah kalian kan jauh jaraknya. " " gue bisa jemput lo kok Bry, "tawar Raya padanya. " Lea tetep gak bisa, maaf ya. " " Udah deh jangan maksa Lea kalau Lea gak mau, kita cari yang lain aja deh. "Ira menyudahi perdebatan temannya dengan Lea. " Yaudah deh. " Lea pun segera bergabung dengan mereka bertiga (Satria, Elang dan Mei) untuk berdiskusi. " Sebenarnya lebih baik kita buat grub chat aja jadi biar mudah lagian Pio juga sakit. "usul Elang yang memimpin kelompok ini. " Oke, gue setuju! "seru Satria yang diangguki langsung oleh Lea dan Mei. " Tapi Lea gak bisa masak, Lea gak suka masak, Lea sukanya makan. Lea bagian makan aja gimana? "tanya Lea polos pada ketiga temannya. " Aishh malah makan, kelompok bagian makan itu gak ada Lea. "Sepertinya Satria tengah dilanda emosi kali ini. Ia berharap kelompok dengan para cewek membuatnya lebih santai namun ternyata sungguh di luar dugaan. Kini Elang dan Sateia menatap Mei yang telrihat gugup. " Kenapa kalian menatap gue seperti itu? "tanya Mei pada dua laki-laki itu. " Lo bisa masak gak? "tanya Elang ragu. " Emm sebenarnya bisa cuman kalau gak hewani sih, gue bisanya nyuci sayuran sama motong sayuran doang emm sama motong--" "Stop stop, hentikan! "Satria mengacak-acak rambutnya dan meletakkan wajahnya di atas meja dengan sikap pasrahnya. " Kalau itu doang Lea jug--" "Sudah sudah. "Elang menghentikan ucapan Lea membuat Lea langsung terdiam dengan bibirnya mengerucut sebal menatap Elang. " Tenang nak tenang nak. "Elang menepuk pelan kepala Satria, temannya itu nampak melemas. " Yaudah gini aja kita ngobrolnya besok aja di chat gimana? Soalnya Satria kayak gini bisa masuk RSJ." Satria menepis tangan Elang ketika mendengar kata RSJ. "Lo kira gue gila apa? "tanya Satria pada temannya itu. " Habisnya lo teriak-teriak gitu, dilihat teman yang lain juga kan aneh,"cibir Elang. "GUE MARAH ELANG! "Satria menarik seragam Elang dan menggoyangkan temannya itu sampai seragam Elang lecek. " Mereka kenapa malah bertengkar sih? "Lea menatap Mei sambil mengemut permen lolipop yang baru saja di kasih oleh Mei. Mereka berdua tengah asyik menyaksikan duel maut Satria dan Elang yang sama-sama melampiaskan amarahnya masing-masing sebenarnya mereka tidak baku hantam hanya bertengkar seperti anak gadis biasanya. " Entahlah, biarin aja. Kita ngobrol yang lain yuk. Gue juga malas kalau ngobrolin soal masak. " " Oke! "pekik Lea senang. ... Setibanya pulang sekolah, Lea terkejut melihat mobil milik orang tuanya terparkir di depan rumah. Ia tak menyangka setelah lima bulan berlalu akhirnya mereka telah pulang. Dengan perasaan bahagia, Lea berlari memasuki rumahnya tak lupa ia membuka pintu tua lalu masuk lagi dan memencet tombol samping pintu untuk membuka pintu kedua. Pintu itu bergeser ototmatis setelahnya Lea masuk dan membuka pintu terakhir. Pintu sebelumnya sudah menutup kembali secara otomatis yang mana total pintu utama berjumlah tiga dengan bentuk yang berbeda. "Mama, papa! "teriak Lea memanggil orang tuanya setelah masuk ke dalam rumah. Lea melepaskan sepasang sepatunya asal dan dilemparkan ke sembarang arah. Ia berkeliling di rumahnya sambil meneriaki orang tuanya namun tak ada balasanya juga. Kini terakhir yang ia tuju adalah ruang kerja orang tuanya dan ketika ia buka ternyata sosok wanita paruh baya berambut pendek tengah sibuk di meja besarannya. "Mama! "Lea menghampiri mamanya dan merangkulnya namun tak lama mamanya mendorongnya hingga membuatnya hampir tersungkur ke belakang. " Kamu mengangguku bekerja Lea! "bentak mamanya-Bunga namanya. " Ma, Lea rindu mama. Lea pengen peluk mama. " kedua mata Lea mulai berkaca-kaca. " Lea, kamu harus tau. Mama ini sibuk, jangan ngganggu. Kembali ke kamarmu sana! "bentak Bunga tanpa melihat putri semata wayangnya yang mulai menangis. " Tapi Lea masih ingin bersama mama, emm kabar papa gimana ma? "tanya Lea yang berusaha sekuat tenaga menahan air matanya agar tidak jatuh, sesekali tangan gadis itu mengusap pipinya yang terdapat bekas air matanya. " Papamu juga sibuk!. Kalau kamu ingin mengetahui kabarnya, silahkan kabari sendiri. Mamah nanti ada meeting penting. "Bunga beranjak dari duduknya san menatap tajam pada anaknya itu. " Mama, papa sulit dihubungi, papa tak pernah menerima telepon dari Lea. " " Lea, dengarkan mama sekarang. Mama dan papamu ini bekerja keras agar keluarga ini tak bangkrut lagi seperti dulu. Lea, nikmati saja masa mudamu dan tingkatkan lagi nilai pelajaranmu agar kamu tak menyesal nantinya. " " Lea hanya rindu mama dan papa yang dulu. " " Terserah kamu mau bilang apa, mama lagi sibuk sekarang. "Bunga mengambil tas kerjanya lalu pergi dari ruangan kerjanya mengabaikan teriakan Lea. Tak kuasa menahan air matanya pun kini Lea menangis sejadi-jadinya di dalam ruang kerja orang tuanya. Sosok dimata orang lain Lea adalah wanita yang selalu tersenyum, selalu tertawa riang gembira dan seperti tak mengenal rasa sedih. Walau begitu Lea hanyalah manusia biasa, Lea adalah gadis remaja yang baru tumbuh. Ia seperti manusia lainnya yang memiliki sisi rapuh tapi bedanya Lea hanya menunjukkan sisi lain dirinya atau sifat aslinya sosok gadis cengeng dan lemah di dalam rumah sangat berbanding terbalik ketika berada di luar rumah. Beberapa menit kemudian pintu itu kembali terbuka menampil dua orang yang nampaknya khawatir pada Lea. Ya orang itu ialah bibi Lea dan sahabatnya, Aqila. "Lea! "Aqila pun segera memeluk Lea. " Aqila. "Lea menatap sahabatnya sebentar lalu ia membalas pelukan Aqila. " Lea, tenanglah. "Aqila ikut menitihkan air matanya karena seakan ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Lea. Lea pun berusaha tersenyum walau senyum itu adalah senyuman yang penuh luka. " Aqila, kamu sahabat terbaikku. Tolong jangan seperti mereka yang meninggalkan Lea sendiri. "Lea berharap dalam hati. " Gak akan Lea, sampai.kapan pun. Gue akan ada di sisi lo. "Sepertinya Aqila mendengar suara hati Lea. Sahabat seperti saudara itulah mereka. Pembantu Lea yang melihat mereka ikut tersenyum dan merasa terharu atas persahabatan anak majikannya dengan temannya itu. ...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN