Lanjutan part 2
Menurut gue misi terakhir kali ini
Coba lo nembak dia di keramaian orang
Pesan itu, pesan dari Qila - sahabatnya membuat ia kepikiran sampai berada di dalam kelas. Hati Lea bimbang apakah itu adalah misi yang tepat baginya agar lebih dekat dengan Daniyal atau tidak. Tapi ia yakin dalam diri sendiri kalau ia bisa melakukan itu walau ia tau resikonya itu apa.
"Lea, kamu kenapa ngelamun? "tanya seorang guru ketika melihat sosok murid yang ia kenal tengah melamun seperti memikirkan sesuatu.
Lea mengerjapkan kedua matanya ketika mendengar ucapan gurunya lalu ia meminta maaf dan fokus pelajaran kembali. Gadis itu melirik samping kiri, siapa lagi kalau bukan Daniyal yang selalu ia pandang setiap berada di kelas.
Beberapa jam kemudian akhirnya bunyi nyaring bel istirahat tiba. Lea mengerjakan tugasnya dengan cepat sebab ia ketinggalan karena terlalu sibuk memandangi wajah Daniyal tadi sedangkan Daniyal serta ketiga temannya sudah berjalan keluar dari dalam kelas mungkin pergi ke kantin.
"Duh gimana ya caranya nembak, ah gue telpon Qila aja deh. "Lea pun mulai menghubungi temannya tapi ternyata temannya tak kunjung menjawab panggilan darinya.
" Apa mungkin Qila gak bawa ponsel ya? "Lea pun mulai mengecek pesan tadi pagi.
Dan benar saja ternyata Qila sudah mengirim pesan tadi pagi jikalau sahabatnya itu tak membawa ponsel.
" Yahh trus gimana dong. "Lea pun mulai berpikir sembari mengerjakan tugasnya yang belum kelar apalagi nanti ada kumpul esktrakulikuler yang mana ia mengikuti cheerleader di sekolah. Nantinya akan ada pengumuman pemilihan ketua cheerleader.
Dilain sisi, sosok lelaki berparas tampan tengah memakai kacamatanya dan sibuk dengan buku sketsanya. Menggambar adalah hal yang menurutnya menyenangkan dan bisa mengontrol emosinya. Ia mengabaikan ketiga temannya yang tengah mengobrol entah mengobrol apa sampai membuat Elang tak bisa menghentikan tawanya. Mereka berempat berada di kantin untuk beristirahat sejenak dari kejenuhan belajar.
"Yal daripada lo gambar gak jelas mending lo gambar kita deh, ye gak gengs? "tawar Satria sambil melipatkan tangannya di depan dadanya. Satria melihat Pio dan Elang mengangguk setuju.
" Hah? Gambar kalian? Daripada gambar kalian mending gambar onyet. "tanpa menoleh Daniyal menyahut ucapan temannya itu. Ia sibuk dengan kertas gambarnya.
" Apa bagusnya onyet? Mending gue, ganteng, banyak pacar. "Satria menarik bajunya sendiri dengan nada bangga.
" Playboy kok bangga, "cibir Daniyal.
" Kalau cara lo gini ya pasti cuek lah dia. "Akhirnya Pio mulai beranjak berdiri, dengan berani ia merebut pensil dari tangan Daniyal.
" Eh apaan sih lo! "Bentak Daniyal menatap tajam pada Pio.
" Sabar,"balas Elang santai.
"Gambar kita dulu baru gue balikin nih pensil, lo dulu juga pernah gambar kita kan? Sekarang gambarin kita lagi dong."Pio mengeluarkan cengiran khasnya.
"Ck! Nganggu! "Daniyal pun menurut ucapan Pio.
Pio duduk di sebelah kiri Satria sedangkan Elang di sebelah kanan Satria, mereka berpose dengan wajah sekonyol mungkin. Mereka bertiga tak merasa malu ketika ada beberapa murid yang lewat di hadapannya melihat mereka bahkan ada secara terang terangan beberapa murid meledek wajah mereka bertiga.
Menit demi menit telah berlalu mereka bertiga mulai lelah dengan posenya sesekali mereka bertanya pada Daniyal. Tapi Daniyal mengatakan jika gambaran ini belum selesai.
"Udah selesai. "Daniyal menepuk tangannya dan meregangkan jari-jarinya serta bagian tubuhnya yang terasa kaku.
Pio, orang pertama yang meraih kertas gambar itu sedangkan Daniyal diam-diam pergi meninggalkan mereka.
Ketiga temannya tengah sibuk melihat hasil gambar Daniyal tapi nyatanya malah membuat mereka bertiga berteriak marah sebab yang digambar oleh Daniyal adalah gambar hewan.
Ketika Daniyal tengah berlari tiba-tiba dari arah berlawanan seseorang menubruk tubuhnya, Daniyal yang memang sedari tadi menoleh pandangannya ke belakang itu pun langsung meminta maaf pada sosok yang ia tabrak di hadapannya.
"Haduhh.. "sosok gadis yang berada di hadapannya ini membuat dahi Daniyal mengernyit. Ia membulatkan matanya ketika melihat siapa yang ia tabrak lantas kedua tangan Daniyal yang tadinya bertengker dibahu gadis itu pun langsung tegap.
" Ihh ternyata kamu, Iyal. "Suara yang diimut-imutkan itu membuat Daniyal merasa mual.
" Minggir! "gertak Daniyal tapi Lea malah sengaja menghalanginya.
Gadis itu tersenyum lebar seperti biasanya kala tiap bertatap muka padanya.
" Eitss entar dulu deh, aku mau mengutarakan sesuatu. "Lea sesekali menundukkan kepalanya ke bawah.
Daniyal yang tetap berusaha pergi itu membuat Lea menarik kedua tangan Daniyal paksa dan sangat kuat hingga membuat cowok itu menyerah.
" Lo mau ngomong apa? "tanya Daniyal yang rasanya ingin segera pergi dari sini. Ia merasa risih ketika berdiri disini bersama Lea yang notabenenya cewek paling berpengaruh di sekolah ini apalagi banyak murid yang tiba-tiba berhenti dan menatap ia bersama Lea.
" Emm aku... "
" Cepet dong! "
" Jadian yuk? "spontan gadis itu mengeluarkan dua kata yang mengundang banyaknya penonton di area kantin ini.
Dua kata yang mampu membuat banyak murid bersiul kencang bahkan ada yang menyuruh Daniyal untuk mengiyakan permintaan Lea sebab mereka berdua sama-sama cocok.
" Lo gila ya? "suara lirih serta tatapan tajam dari Daniyal tak membuat gadis itu takut justru ia mengucapkan dua kata itu lagi hingga membuat suasana di sekitar ini semakin riuh.
'ini cewek bener-bener ya," geram Daniyal dalam hati.
Lea masih tersenyum lebar menunggu jawaban dari mulut Daniyal. Yang membuat Daniyal semakin gelisah adalah para murid disini menyuruh untuk segera menjawab ajakan Lea.
Bibir Daniyal bergetar entah ia bingung harus menjawab apa, ia ingin menolak namun melihat sorot wajah gadis itu membuat hatinya tak tega apalagi ini ditonton oleh banyak murid. Apakah gadis di hadapannya ini sengaja membuatnya seperti berada di situasi sulit? Tapi kalau ia mengiyakan pasti akan menguntungkan dari pihak Lea dan merugikan untuknya. Ia tidak mencintai atau tertarik dengan gadis itu.
Daniyal menatap sekitarnya dan ternyata ketiga teman kampretnya juga ikut-ikutan seperti apa yang dilakukan murid lain yaitu menyuruhnya untuk mengiyakan ucapan Lea.
Sebelum menjawab ia memejamkan kedua matanya, hatinya terasa berat dan bibirnya semakin kelu ketika akan mengucapkan satu kata. Kedua tangannya terkepal kuat lalu ia menghembuskan napasnya pelan.
Daniyal membuka matanya dan ia reflek memeluk gadis itu menciptakan tepukan tangan meriah dari para penonton.
"Ya. "
Lea yang mendengar suara Daniyal itu pun langsung memeluk erat Daniyal sangat erat sembari berkata," aku cinta kamu, Daniyal. "
" Jangan lupa PAJAK JADIANNYA ya!! "teriak para murid sekaligus teman k*****t Daniyal.
Daniyal segera melepaskan pelukan dari Lea secara kasar dan segera pergi dari tempat ini sedangkan Lea berdiri mematung di tempatnya.
" Iyaya, gue traktir kalian semua! Silahkan! "teriak Lea tanpa beban.
Lea pun segera menyusul langkah kaki Daniyal setelah meminta para penjaga kantin untuk mencatat siapapun yang memesan akan ia bayari. Holkay mah bebas.
" Daniyal!! Tunggu! "mendengar suara Lea justru membuat Daniyal semakin mempercepatkan jalan kakinya.
" Ishh Daniyal hosh hosh. "Napas Lea memburu membuat gadis itu berhenti berlari.
" AKU CINTA KAMU DANIYAL, SUERR DEH! "teriak Lea sembari menatap punggung Daniyal yang makin menjauh. Ia yakin Daniyal mendengar ucapannya.
" Akhirnya resmi juga nih. "Lea tersenyum bangga atas aksinya tadi, ia tak menyangka ternyata Daniyal menerimanya.
...
" Ciyee yang baru jadian! " murid kelas 12 IPA 1 tengah menyoraki dua orang yang baru saja jadian tadi siang.
Lea tersenyum senang ketika teman-teman sekelasnya memberi selamat padanya, hampir semua murid disini tau jika Lea memang sudah menyukai Daniyal sejak lama bahkan Lea secara terang-terangan melontarkan kalimat romantis untuk Daniyal.
Berbeda dengan Daniyal, laki-laki remaja itu menahan amarah mendengar ucapan teman-temannya. Ia pikir hanya di kantin saja namun ternyata di kelas pun ia tetap disoraki oleh teman-temannya kemudian matanya melirik ke samping kanan, bertepatan juga Lea menatapnya membuat ia langsung menarik tangan Lea untuk keluar kelas.
"Yuhuu jamkos dibuat pacaran nih! "Daniyal mengabaikan ketiga temannya yang tak berhenti menggodanya.
" Kenapa ngajak di luar? Ngajak pacaran ya? Nanti kan bisa kalau pulang sekolah. "Lea mengibaskan rambutnya.
Mereka berdua berada di luar kelas namun ternyata beberapa teman sekelas mereka masih saja ada yang penasaran yakni mereka mengintip di jendela kelas. Daniyal yang mengetahui masih ada orang yang mengintip dirinya dan Lea pun segera menarik Lea pergi mungkin ia akan berbicara di halaman belakang sekolah.
Lea menatap Daniyal senang, ia tau jika Daniyal adalah lelaki yang tak kasar secara fisik pada perempuan meskipun laki-laki itu masih suka berkata kasar padanya. Buktinya meski Daniyal sedang menahan amarah tapi saat menggandeng tangan Lea menuju halaman belakang sekolah tidak membuat tangan Lea kesakitan.
"Maksud lo apa buat gue malu kayak gini? "tanya Daniyal menatap tajam Lea.
Yang ditatap malah menatap balik disertai senyuman semanis mungkin menghiasi wajah cantiknya.
" Aku udah gak nahan aja ingin hubungan kita resmi."
"Lo gila? "tanya Daniyal lagi sembari meletakkan punggung tangannya di kening Lea tapi Lea malah menarik tangannya dan menggenggam tangannya.
" jahat ih ngatain aku gila, "balas Lea sambil memanyunkan bibirnya, ia menunduk ke bawah karena menatap tangannya yang tengah memainkan jari-jari Daniyal.
" Telapak kamu besar! "pekik Lea saat melihat ukuran telapak tangan Daniyal yang jauh lebih besar dibanding telapak tangannya yang mungil ketika disandingkan dengan telapak tangan Daniyal.
" Kalau memang kita jadian, mulai hari ini kita putus! "sentak Daniyal, ia langsung menyingkirkan tangan Lea yang sibuk memegangi tangannya.
" Yang seharusnya minta putus itu aku, karena aku yang nembak kamu. Tapi aku gak pernah minta kita putus kecuali kalau kita nikah nah bakal kamu jadi suamiku bukan pacarku. "Lea tersenyum sembari tangannya merogoh saku roknya untuk mengambil sebuah cermin berukuran kecil. Gadis itu malah tengah mengaca, melihat wajahnya sendiri apakah masih cantik atau cantiknya luncur saat ini dan ia tak mau tampil jelek di hadapannya pacarnya ini.
" Tapi gue gak cinta sama lo! "
" Lama-lama kamu bakal jatuh cinta sama aku kok, duh bedakku kayaknya luntur deh. Nanti pakai bedak deh biar makin cantik. "Lea sibuk mengaca membuat Daniyal makin jengah melihatnya.
" Ck! Gak bakalan gue cinta sama lo! "Daniyal membalikkan tubuhnya berniat ingin meninggalkan Lea disini.
"Jangan gitu dong, nanti kemakan omongan sendiri lhoh, hehe." Lea langsung menghampiri Daniyal dan ia mengubah posisi tubuhnya menjadi saling berhadapan.
"Heh? Gak bakalan gue cinta sama lo, dasar gadis bodoh! "Daniyal langsung berjalan cepat meninggalkan Lea yang masih berdiri mematung di tempat itu.
" Nggak! Aku bisa membuat kamu jatuh cinta sama aku! "teriak Lea dan ia yakin dengan ucapannya itu.
...
Lea, gadis itu sudah berganti pakaian dengan memakai kaos oblong berwarna putih serta celana pendek di atas paha. Ya, hari ini setelah pulang sekolah ia ada jadwal latihan apalagi di hari ini juga akan diumumkan siapa ketua cheerleader selanjutnya. Esktrakulikuler yang paling diminati para kaum hawa itu sudah memiliki nama yang tak asing bagi SMA Madya yakni Euphoria.
Lea dengan semangat meneriaki teman-temannya yang baru saja melakukan pemanasan sedangkan ia memang sudah lebih dulu melakukan pemanasan. Gadis itu terkenal ramah di sekolah ini namun karena sifat yang yang centil terkadang membuat beberapa murid lain merasa risih. Sifat yang ceria selalu gadis itu tunjukkan seakan-akan gadis itu tak pernah merasakan kesedihan.
"Kak Kirana datang! "pekik para siswi eskul tersebut sekitar dua puluh lima gadis remaja yang mengikuti eskul cheerleader termasuk Lea.
Di sana terlihata sosok wanita cantik berusia sekiar 21 tahun tengah berjalan menghampiri mereka. Wanita cantik dengan rambut pirangnya yang selalu dikuncir kuda, tak lupa hoodie yang sepertinya benda wajib pakai kala akan melakukan latihan dance. Siapa sangka, wanita bernama Kirana Maulie yang biasa dipanggil Kirana itu adalah kekasih Adit, kakak dari Daniyal.
"Hai? "sapa Kirana kepada para siswi di hadapannya.
Para siswi yang disapa itu pun lantas berjabat tangan dengan Kirana.
" Wahhh gimana kak wisudanya? Selamat ya kak! "pekik Lea, gadis itu memang paling dekat dengan Kirana.
" Deg degan sih gue yang pasti lega juga akhirnya S1 bisa gue raih! "Kirana mengucapkan terima kasih pada para siswi itu termasuk Lea yang ternyata kemarin lalu mengirimkan hadiah untuknya.
" Kakak gak liburan nih? "
" Emm, ada sih acara buat liburan gitu tapi ntar aja deh. "
" Apa kak Adit juga ikut ke Jakarta? "tanya para siswi yang tak sabar mendengar kabar sosok alumni atlet basket di sekolah ini.
" Kayaknya iya, tapi dia masih sibuk sama skripsi. Ntar coba gue hubungin deh, kalian ini ya kalau sama Adit girangnya minta ampun! "Kirana mengucapkan itu dengan nadanya yang dibuat marah. Tapi sebenarnya ia tak marah pada mereka, tak ada rasa cemburu sebab memang sosok kekasihnya itu paling dikagumi di sekolah ini terutama gadis remaja tapi ia yakin sosok pengisi hati Adit adalah dirinya.
"Katanya ada rumor gitu kalau kak Adit bakal dateng ke sini buat ngelatih anak basket sekolah ini. "
" Iyaya ntar gue telpon dia, saatnya ini kalian latihan buat pertunjukan minggu depan! "
Kini Euphoria tengah latihan seperti biasanya. Disela-sela latihan Lea tak sengaja melihat Daniyal tengah membawa setumpukan buku yang sepertinya cowok itu menuju perpustakaan. Lea yang terlalu fokus menatap Daniyal tak menyadari jika hampir saja ia jatuh kalau tidak ada Kirana yang menarik bahunya ke belakang.
"Haduh, "ringis Lea karena merasa sakit dibahunya.
" Kok gak fokus sih? Hayo lihatin siapa? "tanya Kirana menatap heran pada Lea.
" Lihatin Daniyal kak, si Lea habis jadian sama dia! "seru salah ssatu teman Lea, Aqshel.
" Wahh! Kapan nih? Baru tau gue. "Kirana merasa tak percaya, sosok Daniyal memilih gadis seperti Lea. Ya menurutnya Lea itu baik tapi bagaimana bisa? Setahunya Daniyal itu sangat sulit didekati oleh para gadis SMA MADYA.
" Tadi siang di kantin! "sahut teman lea yang lain.
" Wahh selamat dong, gak dikasih PJ nih gue? "tanya Kirana sambil menaik turunkan alisnya.
" Tenang-tenang nanti kalian semua, gue kasih PJ tapi kalau uang gue kurang nanti ditambahin sama Aqshel! "
" Eh kok malah gue! "
" Kan lo yang koar-koar. "
" Tapi lo suka kan?"dengus Aqshel kesal menatap Lea. Lea menyengir lebar.
Tak lama kemudian akhirnya pengumuman tentang ketua cheerleader pun dimulai. Hari ini sangat spesial sebab Kirana-sang pelatih datang ke sekolahan ini dan turut andil memilih calon ketua Euphoria yang baru.
" Buat teman-teman yang ingin jadi ketua tapi gak kepilih jangan saling menghujat lho ya, ini sudah perjanjian kita dari awal dan kita semua sudah menandatangi surat perjanjian yang berisi sumpah kita sendiri,"ujar Kirana seraya mengambil sebuah kertas yang diberikan dari guru pembimbing esktrakulikuler cheerleader ini.
"Ketua Euphoria tahun kedua ajaran ini adalah....
....Brylea Nayara Jovanka. "
Semua anggota cheers bertepuk tangan sedangkan Lea melongo di tempatnya berdiri. Padahal ia tak mengajukan diri sebagai ketua.
" Bingung ya Bry? Sebenarnya kita semua gak ada yang mau ngajuin diri jadi ketua, tapi kita semua memilih lo yang jadi ketua. Lo paling pantas jadi ketua Euphoria karena jiwa kepemimpinan lo melekat di dalam diri lo itu membuat kita yakin kalau lo yang paling pantas menjadi ketua Euphoria selanjutnya,"ujar sosok gadis berambut pendek bernama, Rika.
"Hiks hiks... "Lea tiba-tiba menangis membuat mereka semua panik.
" Lo kenapa nangis Bry? Maafin kita kalau maksa lo jadi ketua.. "mereka semua merasa bersalah dan memeluk Lea.
" Apaan sih temen-temen, gue nangis terharu kok. "Lea langsung menampilkan senyuman khasnya sambil mengusap air matanya.
" Ihh Lea bikin orang panik aja deh. "
...