Part - 13

1232 Kata
"Kok jadi di gede-gedein begini sih beritanya. Hak gue lah mau mutusin semua cewek itu apa nggak. Lagian gue udah capek mau cuti dulu," jawab Revan cuek. "Gila lo. Semudah itu lo mendapatkan mereka dan dengan semudah itu pula lo melepaskan mereka semua?" ucap Reza kagum. Revan hanya tersenyum licik sambil mengunyah permen karetnyan. Alena mencoba menguping semua pembicaraan kedua cowok itu. "Trus rencana lo setelah cuti ini bakal ngapain?" Sebelum menjawab Revan menatap Reza dengan pandangan misteriusnya. "Tunggu aja. Gue jamin akan buat heboh satu sekolah," 'Gila, benar-benar gila. Kutu busuk ini benar-benar ingin membuat aku celaka' batin Alena. "Permisi pak" ucap Alena mengangkat tangannya tinggi. "Iya Alena. Ada apa?" "Bolehkah saya ijin pulang pak. Penyakit jantung saya tiba-tiba saja kambuh," tutur Alena. "memangnya kamu mempunyai keturunan sakit jantung?" tanya pak Azam tak percaya. "Ada pak. Ini memang penyakit keturunan. Sepulang dari sini saya Akan check-up ke dokter," "Wah iya, wajah mu begitu pucat. Baiklah akan bapak buat kan surat ijin," Alena bersorak gembira dalam hatinya. Dia mengambil surat yang sudah di buatkan oleh pak Azam untuk guru piket. Alena mengemasi semua alat tulisnya. Revan meliriknya dengan tatapan penuh kebencian."mau menghindar?" desisnya yang membuat Alena kaget. "Inget. Satu bulan ini lo adalah milik gue!" ucapnya dengan berbisik. Alena ngeri mendengar ucapan Revan. Dia segera pergi dari kelas dan pulang. *** Jam 1 siang, Revan berdiri di depan pintu kamar Alena yang tertutup rapat. Kedua tanganya dia masukan ke dalam saku celananya. Dia baru saja pulang sekolah. Tiba-tiba pintu itu terbuka dan menampilkan Alena yang sudah mengenakan kaos oversize yang menutupi celana pendeknya. "Ngapain lo berdiri di depan kamar gue?" sentak Alena yang melihat Revan berdiam diri depan pintu kamarnya. "Siapa juga berdiri di depan kamar lo. Noh, gue mau ke kamar gue di depan lo." jawab Revan sambil melangkah ke kamarnya. Alena hanya mencebikan bibirnya. "Eh," Revan berbalik badan. Dia memandang Alena yang akan turun. "Apa?!" jawab Alena tak santai. "Mending kita latihan deh buat nanti malem," ajak Revan yang mendapat penolakan oleh Alena. "Males gue lagi badmod. Lagian ngapain sih pakai acara latihan segala. Sepontan aja kan bisa," jawab Alena. Revan tertawa sekilas."Jangan bikin gue ketawa deh. Lo aja nggak pernah pacaran mana mungkin bisa melakukan semuanya dengan spontan," "Jangan sok tau lo ya," sengit Alena. "Apa sih yang nggak gue tau dari pacar gue sendiri," ucapan Revan begitu mengejek. Wajah Alena seketika memerah. "Udah deh diem. Nggak usah bicara soal lo pacar gue atau apapun gue mau muntah dengernya," sentak Alena. "Dimana-mana kalau muntah tuh wajahnya pucat. Lah lo kenapa malah merah," ucap Revan sebelum membanting pintu kamarnya setelah berhasil membuat wajah Alena seperti kepiting rebus sekarang. 'masa sih?' *** Jam menunjukan pukul 9 malam. Revan baru saja pulang setelah menyelesaikan semua misinya hari ini. Yaitu memutuskan semua hubungannya dengan para cewek-cewek yang dia pacari. Sebagian cewek yang satu sekolah dengannya sudah dia putuskan tadi siang. Dan sisanya adalah cewek-cewek yang berbeda sekolah dengannya. Itu semakin memperjelas jika Revan benar-benar playboy kelas berat. Revan memasuki ruang tamu. Dia menemukan bi yanti yang tengah tertidur bersimpuh di lantai dengan kepala di atas meja. "Bi, bi woy bangun," ucap Revan sambil mengguncangkan badan bi yanti. "Eh, Den Revan sudah pulang," bi yanti mengeryipkan matanya berulang. "Bibi ngapain tidur disini?" "Itu Den, nunggu Non Alena pulang," "Emang dia kemana?" tanya Revan heran karena baru pertama kali ini dia mendapati Alena keluar rumah. "Non Lena kalau sedang kangen papanya dia selalu ke perpustakaan di perempatan jalan itu,Den. Dan pulangnya selalu malam." jelas bi yanti. Revan terdiam cukup lama. "Den Revan laper? Mau saya buatkan makanan hangat?" tawar bi yanti membuyarkan lamunan Revan. "Boleh deh,Bi. Bikinin omelet sama kopi ya. Saya tunggu di sini," ucapnya. Bi yanti pun pergi kedapur untuk membuatkan apa yang di minta Revan. Rumah besar ini begitu sepi. Mama dan papanya tidak pulang dua hari ini karena urusan kerja. Hanya ada dua pembantu dan juga sopir pribadi untuk Alena saja. Revan mengamati ruangan yang saat ini dia tempati. Sambil mengepulkan asap rokoknya dia bergumam. "ternyata dia kesepian" Tak berapa lama bi yanti pun datang dengan nampan yang berisikan omelet dan secangkir kopi pesanan Revan. "Dia keluar sendiri?" tanya Revan pada bi yanti. "Non Lena selalu sendiri, Den. Dia tidak pernah mau di antar pak Tisna jika ingin ke perpustakaan itu," "Malam-malam gini sendirian?" tanya Revan. Bi yanti mengangguk. "Emang mamanya nggak nyariin?" tanya Revan semakin penasaran. "Nyonya apa pernah sih perhatian dengan non Lena. Sejak non Lena kecil yang selalu menemani itu ya papanya. Pak Adam sangat menyayangi non Lena dengan penuh kasih sayang. Sangat berbeda dengan Nyonya. Bahkan waktu berita kecelakaan itu terdengar di telinga non Lena. Dia sampai pingsan berulang kali." jelas bi yanti. Revan menghentikan kegiatan merokoknya. Tatapannya menembus pekatnya kopi di depannya. "Den, buruan di makan sebelum dingin nanti nggak enak." ucap bi yanti lalu melangkah ke luar. "Bibi mau kemana?" tanya Revan yang melihat bi yanti ke halaman depan rumah. "mau nunggu non Lena,Den." "Bibi tidur aja. Biar aku yang nunggu dia pulang disini. Aku juga lagi nggak bisa tidur," "Beneran, Den?" "Iya," jawab Revan cuek sambil menikmati omeletnya. "Makasih, den. Sudah perhatian dengan non Lena," ucap bi yanti sebelum pergi. "Perhatian?" tanya Revan. Dia berdesis lalu tersenyum miring. Jam menunjukkan pukul 10 malam. Revan sudah menghabiskan 4 batang rokok dalam waktu 30 menit. Suara pintu terbuka membuat Revan melihat kesumber suara. Dia melihat Alena yang baru saja datang. Revan bangkit dari duduknya. "Kalau pergi sendirian setidaknya jangan pulang malem, nyusahin orang lain aja." Ucap Revan lalu melangkah menuju kamarnya. Alena teridam, dia melirik ke atas meja ruang tamu. Abu rokok beserta putungnya berserakan di lantai. 'kutu busuk itu nungguin aku pulang?' Dia memandang punggung kokoh Revan yang telah hilang dari padanganya. Alena menyusul langkah Revan yang panjang. Mereka sudah sampai di depan kamar masing-masing. Alena melihat Revan yang tengah membuka kunci pintu kamar. "Lo nunggu gue pulang?" tanya Alena memberanikan diri. Revan berbalik badan."Kalau lo rencana keluar rumah dan pulang malem. Ganti baju dulu. Orang jahat akan ngincar lo kalau pakaian lo seperti itu," ucap Revan lalu memasuki kamarnya. Alena terheran dengan ucapan yang baru saja di lontarkan oleh Revan. Mengapa cowok terkutuk itu memperhatikan penampilannya? Padahal tadi siang dia terus memandanginya dengan tatapan tak suka. Apa yang sedang Revan rencanakan kali ini? Alena memang keluar hanya memakai kaos oversize dengan celana jeans di atas paha. Dan dia memang selalu berpenampilan seperti itu setiap kali ke perpustakaan yang hanya berjarak 300 meter dari kompleks perumahannya. Tanpa mau menerka-nerka lebih lanjut Alena pun memasuki kamarnya untuk tidur. Jam berdentang dua belas kali menandakan sudah waktunya tengah malam. Alena terbangun karena mendengar suara samar-samar seorang yang tengah bersenandung dengan petikan gitarnya. 'Revan kah yang sedang bermain gitar di tengah malam begini?' gumam Alena. Alena terus menajamkan indra pendengarnya. Lagu yang di bawakan oleh Revan berjudul perfect.nya Ed-Sherend. Suara itu bersenandung dengan lembutnya di telinga Alena. 'Sial, aku jadi nggak bisa tidur sekarang. Tapi nggak apa dari pada dia gedokin tembok seperti malam itu malah membuat ku nggak bisa tidur' Beberapa saat hening. Kini petikan gitar itu terdengar lagi. Kali ini lagu yang di nyanyikan Revan adalah lagu galaunya anak tahun 2000.an. Hampa-nya Ari lasso benar-benar membuat Alena ikut bersenandung kecil. Namun karena lagu yang di bawakan cocok sekali dengan suasana malam ini, Alena semakin menikmati dan mengeraskan suaranya. Jadilah duet malam antara suara cempreng Alena dan suara bass Revan berpadu menjadi satu. Mengiringi sunyinya malam ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN