Nona Black Card

1044 Kata
“Aku tidak sudi” Cecil berteriak. “Iblis Jalang memang tidak pernah menepati janjinya” Ucapku dingin. Cecil dan Soraya pun diseret keluar dengan umpatan-umpatan kasar yang mereka lontarkan. * “Nona mohon maaf atas kekacauan tadi, mohon tunggu sebentar selagi saya mengosongkan toko” Ucap manager toko sopan. “Kau meminta maaf pada orang yang salah” jawabku dingin. “Mohon maaf nona muda, atas perilaku saya yang kurang sopan” Ucap Manajer toko kepada Anastasia. “Kupastikan kau tidak akan mendapatkan bonus apapun di tahun ini” Ucapku ketus. Ku seret Anastasia ke sebuah kursi, sebelum Anastasia membalas permohonan maaf dari Manager toko. 10 menit telah berlalu, toko pun kosong, hanya ada mereka berdua dan pegawai toko. Ponselku berbunyi, ah Stefany, Saat ku angkat ponselku, Stefany menyemburkan amarahnya. “Fany, apakah kau sudah lapar?” tanyaku tanpa menghiraukan amukan Stefany. “Belum” Jawabnya. “Mari berbelanja terlebih dahulu, kau tau toko Beautiful Rose di seberang kafe, kami ada disana” jelasku. Pegawai toko menyambut kedatangan Stefany dan mengantarkannya ke ruang tunggu khusus tamu VIP, sesampainya di ruangan VIP dia bertanya padaku dan Anastasia. “Apa aku melewatkan sesuatu?” Tanyanya, Stefany begitu heran dengan toko Beautiful Rose yang kosong, tidak biasanya toko itu kosong. “Nona konglomerat pemegang Black Card ini, mengosongkan toko hanya untuk berbelanja” Goda Anastasia. “What? Kau memiliki Black Card?” Tanya Stefany tak percaya. Aku hanya mengangkat bahuku. “Cepatlah pilih beberapa baju untukmu Anastasia, bila kau mau kau juga bisa memilih beberapa” Ucapku pada Anastasia dan Stefany. “Tidak terima kasih Jenny, kau menyelamatkan harga diriku lalu mengusir Cecilia dan Soraya sudah lebih dari cukup untukku” Tolak Anastasia “Berterimakasihlah dengan menerima pemberianku, aku hanya tak ingin kau dipandang remeh hanya karena pakaianmu, kau temanku, hatiku terasa sakit apabila ada yang meremehkanmu, di zaman sekarang 1 banding 1000 orang yang tidak menilai dari penampilan” paksaku tanpa menerima penolakan. Kami berbelanja hampir satu jam, terdapat hampir 20 potong baju di keranjang Anastasia, dari celana, rok, cardigan, baju yang manis untuk dipadupadankan. Hampir semua dipilihkan oleh Stefany, Anastasia hanya memilih beberapa potong baju saja. "Fany, apa kamu berencana untuk membuka toko pakaian di rumahku?" Tanya Anastasia. “Tubuhmu sangat ideal, aku sebagai calon designer tidak bisa membiarkanmu begitu saja” Stefany beralasan. “Jenny, cobalah pakaian ini, sepertinya sangat cocok untukmu” Stefany menyerahkan baju berwarna coklat muda dengan potongan rok berenda, menjadikan baju itu terlihat manis. “Baju di rumahku masih sangat banyak yang belum pernah kupakai, aku tidak berencana membeli baju” Tolakku. “Aku tidak menerima penolakan” Balas Stefany menyeretku ke dalam kamar ganti. Dengan malas aku mencoba baju pilihan Stefany, pada saat aku melihat pantulan diriku di cermin, aku termenung, tubuhku terlalu sempurna, kaki yang jenjang, paha ramping dan perut rata. Tunggu. perutku berotot seperti angka 11, p****t dan payudaraku tidak terlalu besar tapi tidak bisa dibilang kecil, namun sangat kencang seperti buah persik, lenganku ramping namun kencang, samar memperlihatkan otot-otot halus. Tubuh seperti ini tidak mungkin terbentuk dengan sendirinya, selama ini aku hanya mengikuti Mom olahraga yoga atau pilates. Itupun hanya gerakan-gerakan ringan, aku tidak diperbolehkan berolahraga terlalu keras karena takut tubuhku kelelahan kemudian jatuh sakit. Untuk ukuran gadis penderita kelainan hati dan memiliki imun yang sangat lemah, peluang memiliki tubuh seperti ini hampir tidak mungkin. “Wow, kau sangat cantik” seru Anastasia membuyarkan lamunanku. Aku hanya tersenyum. Setibanya di kasir, aku mengeluarkan Black Card-ku untuk membayar semuanya. “Apakah boleh tagihan ini kita bagi dua Jenny?” Pinta Stefany. “Aku membeli 3 pakaian dan 1 tas, dan aku ingin membelikan Anastasia pakaian juga” Lanjut Stefany. “Tidak dan aku tidak menerima protes!” Tolak Ku galak. “Cepatlah aku sudah lapar” Tambahku. Kafe Wonderful Anastasia memesan Carbonara dan Coklat hangat, Stefany memesan Steak Sirloin dan lemon tea, sedangkan aku hanya memesan salad dan milkshake strawberry. “Tadi aku terlalu fokus berbelanja hingga lupa bertanya, mengapa kau dengan sengaja mengosongkan toko hanya untuk berbelanja?” Tanya Stefany menatapku dengan Antusias. Anastasia lalu menceritakan semua kejadian dari awal hingga akhir, tak ada yang terlewatkan bahkan detail kecil hingga warna pakaian sang Manager toko tak luput dia ceritakan, wow dia akan menjadi desainer handal karena detail dan ketelitiannya gumamku dalam hati. Sifat Anastasia pada dasarnya adalah pendiam, mungkin karena dia terlahir dari kalangan biasa saja, ibunya yang single parent, ditambah saat memasuki universitas dia masuk kalangan elite sehingga merasa rendah diri dengan status sosialnya, Anastasia memilih menutup diri dan menerima semua hinaan dari orang lain. Namun setelah bertemu denganku dan Stefany, perlahan sifat percaya dirinya tumbuh. Pada saat berkumpul dengan kami dia cenderung banyak bicara. “Dasar cewek jalang!!” Ucap Stefanny sambil menggebrak meja. Beberapa pelanggan kafe melirik ke meja kami. “Sudahlah, Cecil dan Soraya sudah kupermalukan tadi” Ucapku menenangkan Stefany sambil menahan malu Setelah makanan datang, kami makan dengan tenang, cukup lama kami mengobrol di kafe, entah berapa dessert yang kami pesan untuk menemani obrolan kami yang sepertinya tidak akan ada ujungnya. Di suatu tempat di lantai 3 mall Fantastic seorang laki-laki tua memperhatikan ketiga gadis yang sedang asyik bercengkrama, usianya sekitar diakhir 50-an, namun badannya tegap dan masih tetap gagah, tersenyum dan meneteskan air mata. Dia adalah Thomas Thompskin, mantan consigliere keluarga Odsen, Paman dari Alcie. Thomas mengingat kenangan 20 tahun yang lalu, saat dia mengadopsi Alcie karena kedua orang tuanya tewas dalam sebuah kecelakaan. Alcie kecil dididik dengan cara yang keras, belajar menembak, berlatih beladiri, belajar bernegosiasi dan belajar banyak hal lainnya. Alcie sering menangis dan memohon kepadanya agar sedikit meringankan latihannya. Namun Thomas sama sekali tidak pernah mendengar tangisan Alcie, jika Alcie mengeluh atau menangis, maka Thomas akan menyiksanya dan memberikan latihan yang semakin berat. “Berbahagialah gadis kecilku, maafkan aku merenggut masa mudamu, merenggut kebahagiaanmu, merampas senyumanmu, mencetakmu menjadi gadis ambisius yang tidak bernurani. Nikmatilah hidupmu, jalani hidupmu sebagai gadis biasa” Lirih Thomas “Sudah sore, aku berjanji kepada ibuku akan pulang sebelum matahari terbenam” Ucapku “Okey, sampai berjumpa di hari senin Jenny, Anastasia, aku akan mengantarkanmu pulang, aku tidak menerima penolakan karena aku tak bisa membayangkan kau menaiki kereta bawah tanah membawa begitu banyak belanjaan” Ucap Stefany terkikik. Anastasia mengangguk setuju, dalam hatinya berucap syukur memiliki teman yang baik dan pengertian.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN