Shopping!

1383 Kata
Hari-haripun berlalu seperti biasa, besok adalah weekend. Stefany mengajak jalan-jalan ke mall, nonton dan nongkrong di kafe, ajaknya di grup chat yang berisi 3 orang. Aku, Stefany dan Anastasia. Stefany : Besok bagaimana kalau kita jalan-jalan? nonton, shopping dan nongkrong di kafe? TIDAK MENERIMA PENOLAKAN!! Jenny : Okay, hey itu bukan pertanyaan, tapi perintah nona Stefany!! Anastasia : Aku tidak bisa, aku harus bekerja Ya, Anastasia adalah seorang anak dari single parents, ditinggalkan ayahnya sejak kecil, ibunya memilih berjuang sendiri dan tidak menikah lagi, ibunya bekerja sebagai pelayan sebuah restoran, Anastasia pun tidak segan bekerja paruh waktu untuk menopang ekonomi keluarganya. Jenny : Kau bekerja paruh waktu dimana? Anastasia : Restoran Good Taste, maafkan aku, aku baru sebulan bekerja disini, akan tidak bagus apabila aku bolos bekerja T_T Stefany : Sedih T_T Anastasia : Bersenang-senanglah tanpa aku Stefany : Bagaimana bisa? Kita satu paket, LOL Jenny : Di cabang mana kau bekerja? Anastasia : Distrik Jellom Jenny : Tunggu sebentar 5 Menit kemudian Anastasia : Hey barusan bosku menelpon, besok aku diizinkan tidak masuk kerja Stefany : Great, apakah ini ulahmu Jenny? Jenny : Bolehkah aku sombong?? *_* Anastasia : Tolong Jelaskan nona Jenny!! Jenny : Semua cabang restoran Good Taste adalah milik ayahku Anastasia : WOW! Stefany : Tak kusangka temanku adalah seorang konglomerat Jenny : Jam 11.00 di Kafe Wonderfull di lantai 2 Mall Fantastic, gimana? Stefany : Setuju! Anastasia kujemput ke rumahmu ya? Anastasia : Tidak perlu, kau harus memutar bila harus menjemputku, lagi pula mall Fantastic tidak begitu jauh dari rumahku Jenny : Jangan sampai terlambat girls! ** Mall Fantastic 10.30, masih setengah jam untuk janji bertemu, Anastasia terlalu cepat sampai di mall karena naik kereta bawah tanah dari rumahnya, dia memutuskan untuk melihat-lihat model baju untuk inspirasi tugas desainnya. Dia memutuskan memasuki toko fashion Beautiful Rose, Toko fashion terbesar di mall Fantastic, terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama berisi baju wanita, lantai kedua berisi pakaian pria dan anak, dan lantai tiga berisi tas dan sepatu wanita. Sudah menjadi rahasia umum bila harga jual di toko Beautiful Rose, sangat mahal, hanya kelas atas yang mampu membeli barang disana. Sepotong baju bisa seharga 5 bulan gaji paruh waktu Anastasia. Sekitar 10 menit dia berjalan-jalan di toko, sampai sebuah suara mengagetkannya. “Bukankah ini gembel di universitas kita?” Suara lengkingan Cecil memekakkan telinga “Hey, sedang apa kau disini?? mencuri?” Nyinyir Soraya sahabat baik cecil di jurusan lain namun masih di universitas yang sama. Semua mata memandang ke arah Anastasia, penjaga toko langsung bersikap waspada terhadap Anastasia. “Urus saja urusanmu sendiri” Jawab Anastasia dingin. “Penjaga, apa kau membiarkan gembel seperti dia masuk kedalam toko? Apakah kau tidak takut dia mencuri sesuatu?” Cecil bertanya pada penjaga toko di dekatnya. “Apakah saya bisa memeriksa tas Anda?” Tanya Petugas toko. Pelanggan lain mulai berbisik-bisik mengomentari situasi Anastasia. Anastasia menahan malu, diperlakukan seperti pencuri di hadapan banyak orang. Anastasia menyerahkan tasnya dan langsung diperiksa oleh petugas toko. Tidak ada apapun di dalam tas Anastasia yang bisa dijadikan barang bukti kalau dia telah mencuri. Cecil tidak puas bila harus melepaskan Anastasia begitu saja, gara-gara Anastasia, Stefany tidak menyukainya, dan pupus harapan untuk bersanding dengan Arsen sang Most wanted kampus. “Apakah kau kesini untuk membeli sesuatu? Sepertinya kau tidak akan mampu?” Cecar Cecil Orang-orang disana mengangguk setuju, karena tampilan Anastasia sangat sederhana dan casual, Anastasia memakai Jeans belel dipadu dengan kemeja yang bagian depannya dimasukan kedalam celana, walau sederhana tetap memancarkan kecantikan dan keanggunan dari seorang Anastasia. “Apakah orang yang masuk kedalam sebuah toko diwajibkan membeli sesuatu?” Tanya Anastasia “Sudah kuduga kau tidak akan sanggup membeli apapun disini. Hey penjaga toko, tolong jangan biarkan gembel seperti ini masuk ke dalam toko. Lihat saja, toko ini jadi turun kelas” Cibir Soraya “Nona, tolong keluar dari toko kami” Akhirnya sang Manajer turun tangan, dia tidak akan membiarkan kasus ini berlarut larut sehingga pelanggan lain merasa tidak nyaman berbelanja di tokonya. “Kenapa saya harus keluar, Pak? Apa ada peraturan disini yang tidak memperbolehkan orang miskin singgah hanya untuk melihat-lihat?” Anastasia menahan suaranya agar tidak bergetar dan menahan tangisannya sebisa mungkin. “Anda mengganggu ketenangan pelanggan lain” Jawab Manager dengan dingin, lalu ia mengisyaratkan petugas toko untuk mengusir Anastasia. “Bukan saya pak, tapi kedua gadis itu yang mencari masalah dan menimbulkan kekacauan” Anastasia menjerit. Memang benar, Manager toko mengetahui betul, Cecil dan Soraya lah yang membuat kekacauan, namun tampilan Cecil dan Soraya yang memakai pakaian dan aksesoris bermerk dari atas kepala hingga sepatu di kakinya. Manager toko berharap kedua gadis itu menjadi pelanggan potensialnya sehingga mengurungkan niatnya untuk sekalian mengusir mereka berdua. ** Lobby Mall Fantastic “Saya turun disini saja ya, Pak, nanti saya telepon kalau sudah mau pulang” Ucapku pada pak Doni supir pribadiku. “Baik Non Jenny” Jawab Pak Doni sopan. Baru pukul 10.45 sekarang, aku langsung saja menuju kafe Wonderful, sesampainya di pintu masuk kafe aku melihat keributan yang terjadi di seberang kafe yaitu di toko Beautiful Rose, Aku bukan tipe orang yang senang ikut campur dengan urusan orang lain sampai akhirnya ku dengar teriakan seorang wanita yang ku kenal, Anastasia. Segera aku hampiri Anastasia yang tengah diseret oleh petugas toko. “Lepaskan dia” Ucapku menghadang petugas toko. Cecil dan Soraya berbalik menatapku dengan pandangan tidak suka. “Sang Penyelamat datang, Hey Jenny, kau tidak usah ikut campur, kau hanya parasit yang mengikuti Stefany di kampus, tidak usah merasa bangga kau bisa setiap saat menempeli Stefany, ini bukan di kampus” Cibir Cecilia, Cecil tidak menyukai Jenny karena cemburu bisa berteman dengan Stefany. “Jadi ini benalu lainnya yang kau ceritakan padaku? “ Timpal Soraya “Jangan merasa kau hebat karena setiap hari bisa bersama dengan Stefany, tanpa Stefany, kau hanya gadis biasa, tak beda dengan benalu ini” tambah Soraya sambil menunjuk hidung Anastasia. “Ada apa ini?” Tanyaku pada Anastasia tanpa menghiraukan ocehan kedua nenek lampir. “Aku diusir oleh Manajer hanya karena ingin melihat-lihat baju disini” Jawab Anastasia hampir menangis. Ku lirik manager toko dengan tatapan bermusuhan. “Mohon maaf Nona, teman Anda mengganggu pelanggan lain dengan menimbulkan keributan” Jawab Manajer toko. “Cecil dan Soraya yang pertama mencari masalah denganku” Ucap Anastasia. “Kalau begitu, kenapa kau tidak mengusir mereka berdua juga?” Tanyaku, walau sebenarnya aku mengetahui alasan Manajer toko tidak mengusir Cecil dan Soraya dan hanya mengusir Anastasia. “Tolong nona jangan memperburuk situasi, silakan Anda berdua keluar” Pinta Manager toko kepadaku dan Anastasia. “Kau mengusirku?” Tanyaku marah pada Manager toko. “Pergi sana, ajak teman gembelmu ini sekalian, pakaianmu memang bagus Jenny, namun aku kira itu hanya produk KW bukan merek asli” ucap Cecil sangat senang bisa mempermalukanku dan Anastasia. “Aku bertaruh, kamu tidak akan bisa membeli sepotong baju pun disini!” tantang Soraya. “Kalau aku bisa?” tantang ku. “3 Gaun, kalau kau bisa membeli 3 gaun di sini, aku akan bersujud padamu” Ucap Cecilia sombong, dia yakin Jenny tidak akan sanggup membeli 3 gaun disini, kalau hanya sepotong baju casual, Cecil yakin Jenny mampu membelinya, namun untuk gaun, hanya gadis keturunan konglomerat yang akan membeli 3 gaun di toko ini. Gaun di toko ini terkenal dengan gaun paling indah buatan desainer ternama, harga gaun di toko ini tidak ada yang kurang dari 500 ribu dolar. Aku tersenyum, kemudian mengeluarkan kartu Black Card-ku, lalu aku lempar tepat ke muka Cecilia, setelah menghantam wajah Cecillia, Black Card-ku jatuh ke lantai. Semua orang terpana melihat Black Card tergeletak di lantai. Hanya orang-orang istimewa yang memilikinya karena harus melakukan transaksi atau pengeluaran selama setahun sekitar 3,7 miliar! Hanya beberapa orang saja di negeri ini yang memiliki Black Card. “Sebagai pemegang kartu Black Card, saya akan menggunakan privilege untuk mengosongkan toko ini dalam waktu 10 menit, saya hanya ingin berbelanja bersama teman saya.” Ucapku dengan senyum kemenangan. Manager toko beku di tempat, dia tahu apa itu Black Card, sedangkan Cecil meradang, pipinya merah terkena tamparan Black Card-ku. Sebelum Cecil menumpahkan kemarahannya Manager toko menghadang Cecil. “Bawa kedua gadis ini keluar” Ucapnya pada pegawai toko, “Tunggu! Kau tidak lupa perkataanmu yang tadi bukan? Aku akan membeli sedikitnya 20 gaun di toko ini, Bersujud padaku!” Ku tatap Cecil yang sedang menatapku tak percaya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN