Seperti yang pernah Roger katakan sebelum-sebelumnya, Anna diperbolehkan bekerja atau pergi tanpa dirinya asal dalam pengawasan. Karena itu hari ini Anna pergi ke butik untuk controlling. Sebenarnya Anna sudah kembali bekerja sejak Roger dinyatakan pulih dari kecelakaan yang dialaminya waktu itu. Ketika Roger bekerja, Anna juga bekerja biar tidak suntuk di rumah. Anna paling hanya di kantor setengah jam, kemudian kembali ke rumah untuk istirahat.
Sama halnya yang dokter katakan kalau Anna tidak boleh kecapaian. Meskipun begitu juga ditujukan pada Roger karena kualitas spermaa dari calon ayah juga penting. Jadi Anna dan Roger harus bekerja sama melakukan terbaik yang bisa diri mereka lakukan.
Dan kabar gembirnya, mereka sudah resmi pindah ke rumahnya sendiri setelah pulang di hari membawa Niel ke sana. Mereka sudah tinggal di sana dan lepas dari orang tua. Anna senang sekali. Namun tetap saja dia suka di rumah orang tuanya saat Roger tidak di rumah. Anna mulai sering memasak dan Roger menyukai masakannya. Mereka lebih romantis bisa ciuman di mana saja tanpa takut tertangkap basah orang rumah. Mereka menikmati kehidupannya di rumah baru.
“Kak, nanti aku ke butik, ya? Diantar.” Kata Anna saat sibuk menata piring berisi makanan di meja makan.”
Roger yang baru turun dari lantas atas, tangannya masih sibuk membenarkan dasi yang entah kenapa teraa mencekik dilehernya membuat Anna yang memperhatikannya gemas sendiri.
“Kemari, aku betulkan.” Sedikit berjinjit, Anna seperti orang mengalungkan kedua tagannya di leher Roger untuk membenarkan posisi dasi di bagian belakang laher kemudian bergerak ke depan dan menarik simpul itu perlahan agar tidak terlalu mencekik. “Sudah.” Katanya agak bangga.
Seperti yang sudah-sudah, Roger selalu memberikan ciuman di bibir Anna, sedikit lebih lama dari ciuman singkat. Karena perhatian-perhatian kecil seperti itu, yang tidak berlebihan membuat keluarga mereka jadi harmonis di tengah kekhawatiran belum diberi kepercayaan untuk memiliki seoarang putra. Terima kasih untuk Roger yang sudah bersabar dan Anna yang mau berjuang. Meeka bekerja sama dengan begitu epic.
“Nanti telat, Kak.” Anna mendorong d**a suaminya ini menjauh, kalau tidak Roger bisa betulan terlambat pergi ke kantor.
“Aku malah berencana mau cuti. Kita usaha buat anak lagi.”
Bukan main, Anna langsung meninju perut suaminya dengan tawa renyah yang mengudara. “Nanti malam, Kakak harus ke kantor. Ayo sarapan dulu.”
Anna menyiapkan yang sarapan Roger. Suaminya ini suka telur setengah matang dan sereal. Kalau Anna tidak usah ditanya, dia pasti muntah-muntah kalau diminta makan scrumble egg. Itulah indahnya pernikahan, menghargai setiap kesukaan satu sama lain bahkan dalam hal paling sederhana sekalipun, makanan. Baik Anna dan Roger tidak pernah memaksa satu sama lain untuk memakan apa yang dirinya masing-masing sukai. Married goals sekali.
Mereka sarapan dalam hening, menghabiskan makanan sampai tak bersisa sebagai wujud syukur masih diberikan kesempatan untuk makan dengan enak dan dianugerahi kesehatan. Jadi orang kaya seperti mereka pun juga menghargai banyak hal, bahkan dalam hal kecil sekalipun. Di luar sana masih ada banyak orang yang tidak bisa memakan nasi. Jadi mereka yang diberikan nikmar berlebih, tidak serta merta menghambur-hamburkannya begitu saja.
Namun pada dasarnya, semua tergantung bagaimana orang tua mendidik dan kesadaran masing-masing. Terkadang banyak orang yang menghambur-hamburkan makanan. Mudahnya saja saat meemsan makan selalu tidak habis, dan makan selanjutnya pesan lagi yang tidak habis lagi. Sehari selalu seperti itu hingga kalau dihitung sederhananya selama sehari, sudah tiga kali kalau membeli makanan, tidak habis dan berakhir membuang makanan itu. Dan parahnya lagi, esok harinya terulang kembali, tanpa jeda, bahkan sampai mati seperti itu, selalu menghambur-hamburkan makanan. Padahal membuang-buang makanan yang masih layak untuk dimakan itu tidak diperbolehkan.
Mungkin yang seringnya membuang makanan tidak pernah hidup susah hingga seenak hatinya sendiri membuang-buang makanan. Kalau memang porsinya kecil seharusnya bisa menyesuaikan diri dengan membeli porsi yang kecil saja. Jangan sampai di saat orang-orang yang hidupnya susah dan untuk kesusahan untuk mencari sesuap nasi, dari kita malah membuang-buangnya begitu saja seakan hal itu tidak penting dan tidak berharga.
***
Anna suka menggambar. Apalagi menggambar baju. Dia juga suka melukis. Minggu kemarin saja tahu-tahu ada paket datang berisi peralatan lengkap painting. Tahu dari siapa pengirimnya? Jelas Roger. Dia mendukung sekali dengan apa yang membuat Anna senang. Makanya sampai membelikan alat lukis di saat suami-suami diluaran sana memberikan hadiah cincin permata pada sang istri. Dan bagi Anna, hal-hal kecil seperti ini yang lebih membuatnya merasa bahagia. Mungkin hanya seperangkat alat lukis. Tapi dengan semua bahan dan alat yang ada, Anna jadi punya kegiatan yang postitif daripada bengong tidak jelas memikirkan perikahannya sendiri yang tak kunjug diberika seoarang anak.
Setiap orang untuk menjaga orang yang disayang itu pasti berbeda-beda, dan ini adalah cara Roger membuat agar Anna tidak selalu kepikiran hal-hal yang hanya akan membuat istrinya ini sedih. Kalau Anna sudah mengerjakan sesuatu, maka perempuan itu akan sanat serius dan sibuk sendiri, makanya Roger senang melihat Anna melakukan sesuatu daripada istrnya ini diam saja dan jatuhnya malah berakhir overthinking.
Mungkin banyak di luaran sana yang menyepelakekan hal-hal sekecil ini. Sesederhana saling memijat saat kelelahan saja sudah meningkatkan kedekatan. Semua hal memang harus dimulai dari hal terkecil terlebih dahulu, berproses, tidak bisa instan. Dan ini cara Roger untuk menjaga Anna agar istri kecilnya ini tidak selalu sedih dan overthingking.
Kalau ada yang bertanya apakah ada yang julid bertanya padanya kapan hamil? Kapan hamil? Maka jawabannya tidak ada. Semua orang di keluarga Abraham mengerti. Mereka juga tidak punya teman dekat sampai harus menceritakan kehamilannya jika suatu hari nanti akhirnya mereka diberikan kepercayaan untuk memiliki seorang putra.
Intinya Anna sangat bersyukur sekali bisa menjadi keluarga Abraham. Dia juga bersyukur sekali bisa memiliki Roger sebagai suaminya.
“Nanti malam menginap di rumah mama papa, ya. Aku mau main sama Niel, Kak.”
“Anything, Sayang.”
Dan Anna hanya cengengesan dipanggil sayang seperti itu. Dia akan sangat merindukan saat-saat seperti ini di saat Roger pergi dinas nanti. Semoga keluarga kecil mefeka selalu bahagia. Bahkan di saat mereka belum diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki seorang anak, mereka akan diberikan anugerah itu kelak.
Untuk melakukan sesuatu dalm hal kebaikan memang berat. Karena itu mencari teman tidaklah mudah. Justru mencari musuh baru satu kata aejekan saja sudah memulai keributan. Karena itu Anna dan Roger tidak akan mudah menyerah. Niatnya baik, usahanya tidak pernah main-main, Tuhan pasti akan menjawab doa-doanya. Doa-doa mulianya untuk kebahagiaan keluarga kecil yang sekarang tengah mereka bangun.