Di kamar Nysa. Nysa menatap ke luar jendela, ia berdiri di depan jendela, namun tubuhnya tertutup gorden jendela. Ia melihat mobil Aryan di depan gerbang pagar. Ponsel yang berbunyi mengagetkannya. Diambil ponsel dari atas meja di dekat ranjang. Ditatap layar ponsel, ingin tahu siapa yang menelepon. "Pak Aryan ...." Nysa hanya menatap layar ponsel, ada ragu di dalam diri. Ingin menerima panggilan, tapi itu menyalahi apa yang dikatakan Andin, tentang rencana mereka. Tidak menerima, tapi perasaannya merasa rindu tak terkira. Nysa merasa bimbang. Ingin menerima, atau tidak. Nysa memejamkan mata, kemudian meletakkan kembali ponselnya. Ia duduk di tepi ranjang, luruh air mata karena kerinduan. Tapi saat ini ia harus bertahan, bersabar agar bisa menang untuk meraih jiwa, dan raga Aryan. '