Yumna mulai lapar. Gadis itu keluar dari penginapan lalu berjalan menuju jam gadang—sebuah ikon khas kota Bukittinggi yang sudah mendunia. Banyak yang menjajakan sarapan di sana. Yumna tidak perlu pusing memikirkan sarapan apa yang akan ia santap pagi ini. Semuanya serba ada. Mulai dari ketoprak, bubur ayam, lontong pical, lontong gulai, sampai lontong pitalah yang merupakan makanan khas kota wisata itu. Yumna masuk ke sebuah warung. Ia ingin makan bubur ayam saja sebab ia sudah lama tidak makan makanan itu. Ia sangat suka dengan bubur ayam. Dulu di Batam, Yumna begitu sering menikmati bubur ayam itu. “Mau pesan apa, Dek?” tanya sang pemilik warung. Yumna tersenyum, “Ada apa saja, Bu?” tanya Yumna seraya melepas maskernya. “Ada bubur ayam, nasi uduk dan nasi kuning. Adeknya mau makan