“Yumna, terima kasih sudah mau makan siang sama abang. Terima kasih juga karena sudah mau menerima tawaran abang untuk membantu jualan kripik,” ucap Adrian. Kini pria itu berada di depan gerbang kosan Yumna. “Sama-sama, Bang. Jadi kapan mulai kerjanya?” tanya Yumna. “Kalau Yumna kamu, nanti malam sudah bisa. Jam berapa abang jemput? Tapi nanti pulangnya malam terus, apa tidak masalah? Atau kalau Yumna mau, dekat rumah abang ada kontrakan rumah petak. Pindah ke sana saja biar nggak terlalu jauh.” “Hhmm … Nanti deh dipikirin lagi. Jadi nanti jam delapan ya? Jam berapa aku akan ke sana?” “Biar abang jemput saja. Habis maghrib nanti abang jemput ya.” Yumna mengangguk, “Nanti aku akan siap-siap.” “Terima kasih, Yumna.” Bukannya membalas pernyataan Adrian, Yumna malah terkekeh. “Apa ada