Memasuki lagi kota Semarang setelah hampir dua tahun, terasa membangunkan rasa rindu akan kampung halaman yang sempat terlelap. Dadaku dipenuhi perasaan familiar yang tidak bisa kujelaskan dengan kata-kata, perasaan ketika kita mendatangi tempat yang akrab dengan kehidupan kita, tapi sudah lama tidak kita kunjungi. Suasana berbeda langsung kurasakan meski Semarang juga sama-sama panas dan macet seperti Jakarta. Kampung halamanku masih sekitar satu setengah jam lagi dari kota besar, tapi jantungku seakan-akan tidak bisa berhenti berdentum. Euforia menyelusup melalui relung-relung hatiku, bercampur dengan perasaan gugup dan tegang. Sekarang ini Bapak dan Ibuk pasti sedang menungguku, diam-diam aku mengkhawatirkan reaksi mereka begitu bertemu Dathan nanti, yang harus dimaklumi karena mungkin