Empat Belas

1929 Kata

Badanku makin gak enak. Ayah melarangku masuk kantor. Bang Tegar akan menyampaikan pada mas Prima bahwa aku sakit, kata ayah. Aku menurut saja, kepalaku terasa berat sekali. "Ayah tinggal gak papa?" Ayah duduk dikasur, memegang keningku. "Gak papa. Bang Tegar masak sarapan atau beli?" "Beli, mana mau masak dia. Buburnya dimakan ya!" "Iya Ayah." Aku memeluk pinggang ayah. "Nanti makan siang Ayah pulang bawain makanan deh, kalau gak bisa bang Tegar Ayah suruh pulang." "Iya Ayah. Nanti juga Naya sembuh." Suaraku serak, tenggorokanku sakit sekali. "Minum paracetamol aja untuk nurunin panasnya, terus minum air putih yang banyak." Aku melirik dua botol air mineral ukuran 1 liter yang dibeli bang Tegar saat membeli bubur untukku. "Jangan main ke pantai lagi deh. Pulang-pulang kayak gini t

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN