Deswita tampak syok, ia hanya bisa menatap punggung menantunya yang berjalan naik ke lantai dua. "Kau akan diam saja?" tanya Deswita pada Damian. "Betul, mas. Masa aku tidur di kamar tamu sih, sayang? Lihat rambutku tadi dia jambak," Jesica mulai merajuk. "Kau diamlah dulu, Jes. Kau tau kan aku menikahimu karena apa? Karena kau hamil. Jadi, berhentilah merajuk dan membuatku pusing. Aku mau berangkat kerja sekarang. Ada beberapa pekerjaan yang harus aku lakukan." Dengan perasaan yang kurang enak, Damian mau tak mau berangkat ke kantor. "Apa biasanya Arista bersikap seperti tadi, bu?" tanya Jesica.Deswita menggeleng, "Arista biasanya selalu bersikap manis dan penyabar. Meskipun aku selalu judes dan bersikap kasar dia tidak pernah membalas. Paling dia hanya menghindar dariku. Tapi, k