"Ada apa?" Destra kembali tertawa melihat wajah panik Vivi. Terlihat begitu lucu dan menggemaskan. "Kalau begitu tidak usah jadi," ujar Vivi sontak membuat Destra tertawa terbahak-bahak. "Ha ha ha, Sayang, tenanglah. Kau lupa, aku adalah mantan bosmu. Jika aku memang hancur aku pasti memiliki aset yang bisa kujual. Lagipula berapa sih harga makanan yang akan masuk ke dalam perutmu?" tanya Destra yang tidak ditanggapi apapun oleh Vivi. Hanya menggeleng kemudian melanjutkan mobilnya. Sesaat Vivi terdiam, panggilan sayang yang keluar dari mulut Destra terdengar begitu sering sekarang. Apakah benar Destra benar-benar sayang padanya atau hanya bercanda? Entahlah. Vivi yang sudah pernah kecewa tidak ingin terlalu berharap. Tiba di tempat makan, Vivi menghentikan mobilnya dan langsung kelua