-Hampir Saja!-

1213 Kata
Kanaya P.O.V Huft! Sepulangnya aku dari mall bersama dengan Divya, Nona Arkena dan dua atasan ku di kantor, kaki ku langsung terasa lemas. Bagaimanapun juga aku memanglah perempuan tapi untuk shopping dengan mengeluarkan uang yang sangat fantastis bagi ku itu cukup berlebihan. Bahkan sedari tadi aku dan sahabatku, Divya sampai berkali-kali menghela nafas karna kaki kami sudah pegal. Ini sudah seperti kejatuhan durian runtuh. Siapapun tidak akan ada yang mau menolak ajakan untuk berbelanja di tempat yang mengeluarkan harga yang fantastis tapi selayaknya kejatuhan durian rasanya memang menyakitkan apalagi kaki ku ini. Mata ku melirik barang-barang yang tadi dibelikan oleh Nona Arkena. Ada tas, baju, aksesoris, sepatu, dalaman, baju tidur, bahkan parfum pun dibelikan olehnya. Ya walaupun ini menggunakan uang dari Pak Arsen tapi rasanya bagiku ini memanglah suatu hal yang cukup membuatku semangat untuk bekerja dengan giat. Kan siapa tau aja nanti aku bisa mendirikan satu perusahaan seperti ditempat kerja ku sekarang ini. "s**t! Lo belum bayar gw!" "Kan gw udah bilang tadi kalo gw ga ada duit lo nya aja yang maksa!" "Anjir! Lo udah keluar banyak kok ga mau bayar! Sialan!" Aku terkejut mendengar perdebatan dari depan kamarku. Seperti suara tetangga tapi dia sama siapa? Bukannya dia belum menikah? Lalu kenapa ada suara laki-laki? Tunggu! Jangan sampai pemikiranku selama ini benar kalau dia adalah wanita sewaan! Aduh Kanaya kamu harus positif thinking! Dengan perlahan aku membuka pintu kamar dan melihat ada tetangga ku dengan pakaiannya yang masih berantakan bahkan kancing-kancingnya belum tersangkut. Rambutnya sangat berantakan. Setelah dia masuk ke dalam kamarnya lagi, aku memilih untuk keluar dan segera bergegas mandi. Setelah itu barulah aku turun ke dapur untuk melihat apakah ada masakan atau tidak. Biasanya Bu Asih kan menyediakan stok makanan jadi paling enggak ya bahan-bahannya masih ada deh! Aku mulai memasak makanan yang cukup untuk kami berdua. Walaupun Delilah kadang ketus dalam berbicara, tapi aku rasa dia tidak seburuk itu sebenarnya. Makanan yang ku buat memang makanan sederhana tapi pasti cukup untuk membuat Delilah tersenyum karna sejak tadi itu aku rasa dia badmood. "Gila wangi banget!!!" Aku menengok ketika mendengar suara Delilah tepat ketika aku sedang mengadukmasakan yang ku buat. "Eh, Del! Bentar lagi jadi kok. Duduk aja!" ujarku. Delilah langsung duduk di meja bar dapur. Sesekali dia memainkan ponselnya dan membagikan vidio yang tidak ku ketahui karna lebih banyak musik didalamnya. "Lo masak apa, Nay?" tanyanya. "Eeumm nasi goreng sih tapi gw lebih suka nyebutnya nasi bumbu. Sama lauknya telur mata sapi pakai bakso juga nih!" jawabku semangat. Setelah menunggu beberapa saat, masakan yang ku buat pun jadi. Dengan segera aku menyajikannya diatas dua piring untuk kami berdua. Tok! Tok! Tok! "GoFood!!!" "Lah, Nay? Lo mesen makanan juga?" tanya Delilah. "Enggak, Del. Gw kira lo yang mesen." jawabku. "Yaudah deh gw ambil dulu ke depan." kata Delilah. Siapa yang memesan makanan? Kalau bukan aku dan bukan Delilah, terus siapa? Ting!! Mataku tertuju pada satu notif yang berasal dari nomor tak dikenal. Ada foto seseorang yang begitu terasa ku kenal, Pa Arsen! "Di makan, saya tau kamu belum makan." Dahi ku mengerut membaca pesan dari bos ku ini. Dia ga salah alamat kan ya? "Nay, kayaknya ini dari cowok lo deh! Nih liat! Ada dua porsi makanan sama ada setangkai bunga mawar juga!" kata Delilah. "Bukan, itu dari bos gw." jawabku pelan. "Lah bos lo baik amat kayaknya sampai beliin makanan begitu. Romantis pula sampe ngasih bunga." kata Delilah. "Iya sih tapi emang dia nya baik kok sama gw." ujarku. "Gw rasa mah dia suka sama lo Nay." kata Delilah. Akhirnya kamipun mulai menikmati makanan yang diberikan oleh Pa Arsen untuk ku. Lumayan juga bisa nambah-nambah lauk. "Eeuummm, Del. Mau nanya dong, kalo lo ga keberatan nih ya gw mau tau kerjaan lo tuh apa sih?" tanya ku. "Gw ragu sih mau bilang ke lo tapi gapapa deh karna lo juga nanya yaudah gw jawab. Gw itu kerja di bar, gw striper di bar sebelah. Dan kalo lo liat ada cowok dari kamar gw, please jangan bilang ke ibu kost ya. Gw bingung mau kerja apalagi soalnya." jawab Delilah. "Sebenernya gw udah nebak tapi yaudah gw rasa ga ada salah nya juga kalo sekedar temenan sama lo. Sorry ya gw kepo." ujarku sambil tersenyum. "Iya gw juga mau minta maaf, awal-awal perkenalan malah cuek sama lo." ujar Delilah. *** Kini hari sudah malam. Jam menunjukan pukul sebelas malam waktu Indonesia bangian tengah alias WITA. Aku yang masih saja duduk santai sambil mengobrol dengan Delilah pun mulai merasa mau menyemil makanan ringan. Tapi kekecewaan menerpaku saat melihat tidak ada makanan ringan di dapur. "Lo mau kemana, Nay? Udah malem lho ini!" kata Delilah ketika aku sudah siap dengan jaket hitam dan celana pendek ku. "Mau keluar dulu, gw mau makan cemilan. Nanti biar gw ke indomart 24 jam aja." jawabku. "Gw ikut. Lo harus ada yang nemenin." ucap Delilah. "Ga usah gw sendiri aja gapapa kok. Lo jaga kost aja." tolak ku pelan. "Yaudah tapi hati-hati ya, Nay. Kalo nanti lo lewat dan ada cowok yang cat calling jangan di tanggapin. Semisal mereka mendekat, lo lari aja. Jangan ke tempat yang sepi!" kata Delilah. "Iya bawel. Yaudah gw pergi sebentar ya." ujarku pamit. Saat kaki ku keluar dari pagar kost, suasana berubah. Yang awalnya tenang kini penuh dengan hiruk-piruk kota di Bali ini yang dipenuhi club malam dan bar. Ada banyak tourist yang masih berjalan dengan santai. Sesekali dari mereka tersenyum kepada ku, namun jika ada beberapa yang mata nya jelalatan, aku akan langsung berpura-pura menelfon pacar ku walaupun sebenarnya hanya berpura-pura saja sih. "Nah ini dia yang gw cari!" kata ku sambil tersenyum menatap Indomart 24 jam di depan ku ini. Akupun mulai memasuki indomart lalu mengambil keranjang belanjaan. "Hmmmm, kalo chiki kayaknya yang ini, ini, ini, nah sama ini deh! Eh iya biskuit!!" ujar ku sambil mengambil beberapa chiki, biskuit, dan banyak cemilan lainnya. "Es Krim beli langsung apa yang harus bikin di rumah ya? Hmmmm yang bikin aja deh. Lumayan besok libur bisa masak ginian!" ujar ku sambil tersenyum. Akhirnya aku merasa semua yang mau ku beli sudah, dan langsung saja aku membayarnya lalu kembali ke kost. "Sttt! Mbak!!! Mbak!!!" Aku menengok ketika mendengar suara seseorang yang memanggil ku. "Ada apa ya mas?" tanya ku bingung. "Eeumm teman saya tadi mau kenalan dengan mbak nya. Apa bisa?" tanya mas ini. "Maaf, saya ga bisa." jawabku cuek. Langsung saja aku kembali melangkah tanpa memperdulikan panggilan dari laki-laki tadi. Dasar! Aku kira ada apa ternyata cuman ngajak kenalan! Saat menatap ke depan, aku melihat ada seorang pria asing yang sedang mabuk. Damn! Sepertinya aku haru smenghindar dari nya!! Dengan segera akupun berjalan di jalan yang berbeda namun dia seperti mengincar ku. Dia mengikuti arah ku berjalan. "Hey, beauty! How much do you charge overnight?" tanya nya yang membuat ku terkejut. "What the f**k!! I'm not w***e!!! Let me go!!!" ujar ku kesal. Dengan sekuat tenaga aku pun mendorong nya sampai dia tersungkur. Namun dia kembali menggenggam tangan ku dan mulai berjalan sambil menarik tanganku ini. "Damn!!! Let me go!!! Help!!! Tolong!!!!" teriak ku panik. "Just calm down babe! You will enjoy it!" kata nya yang membuat ku semakin panik. "I'm not w***e, sir!!! I'm not w***e!!!!" teriak ku kesal bercampur panik. "Hey bastard! Let her go!!!!" teriak seseorang yang membuat ku menengk dan terkejut. Bagaimana bisa dia ada disini?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN