Setelah kepergian Novan, aku juga bergegas menuju apartemen Erika.
“Erika, gue Gemintang,” ucapku menekan bel apartemen Erika.
“Hey, lo datang beb. Sini masuk, Rani ada di dalem” ucap Erika yang membuka pintu apartemennya.
Aku segera berjalan menuju kamar Erika, Erika merangkul bahuku seolah-olah memberikanku dukungan moril buat keadaan tidak jelas kayak gini.
“Ran…” desisku mendekati Aisyahrani yang berbaring membelakangiku
“Gem, maaf…ini salah gue. Gue khianatin lo. Lo gak pantes punya sahabat kayak gue” Asiyahrani menatapku dengan mata sembab. Aku langsung menghampiri dan memeluknya.
“Ssst…Ran. Udah, gue sayang sama kalian berdua. Kalian itu kayak sodara gue, walopun kita sodara gak sedarah. Masalah lo, masalah buat gue juga”
“Tapi gue gak butuh orang buat tanggung jawab Gem. Gue
