Bab 12. Miko Di Culik

917 Kata
Miko membuka matanya dan mendapati di sebuah sangkar, dia memegang kepalanya yang terasa berat. Suara tangisan anak anak sebayanya membuat dia mengumpat kesal. Bocah itu beranjak dan menatap anak anak itu dengan kesal. " Keluar!" Seorang pria dewasa menarik tangan seorang anak kecil dengan kasar. " Tidak mau!" Anak itu memberontak. " Diam!" Pria menamparmu anak kecil itu tanpa perasaan. " Ayo keluar!" Miko terperanjat kaget melihat tindakan pria dewasa itu. Pria itu menatap Miko, dia tahu bocah itu sedang ketakutan. " Sini kamu.." Miko terus beranjak dan menghampiri pria dewasa itu. " Ada apa, Uncle.." tanya Miko dengan wajah polosnya. " Keluar!" Bentak pria itu yang merasa tak percaya melihat wajah tenang Miko padahal tadi jelas Bocah itu ketakutan.. Miko dengan tenang melangkah keluar dari dalam sangkar, bukan kali pertama Miko menerima makian dan hinaan dari orang sekitarnya, karena statusnya yang lahir tanpa Daddy. Bocah itu berjalan tenang dan melihat ruangan markas tersebut, tempat itu begitu asing bagi Miko. Bau yang sangat menyengat tercium di dalam ruangan itu, tapi entah kenapa Miko sangat menyukainya. Tempat apa ini sebenarnya? *** Aron dengan langkah perlahan mendekati kamar hotel yang di sewa Andy Wang. Dia berdiri di depan kamar itu lalu mengetuknya sambil tertawa kecil. Tentu Andy Wang sangat kesal saat ini karena kesenangannya terganggu. Tak lama kemudian pintu di buka dengan kesal. " Kau?" Seperti dugaan Aron bawa Andy Wang akan syok melihat wajahnya, dan benar saja Andy Wang sangat kaget. " Selamat malam, apakah saya menganggu.." tanya Aron sambil tersenyum lebar. Andy Wang terus ingin menutup pintu, namun Aron lebih cepat menolak pintu. Pria paruh baya itu terpelanting ke belakang ketika Aron menolak pintu dengan kuat. Lalu dengan tenang Aron menutup pintu dan menguncinya. " Mau lari ke mana kau?" " Tolong tuan beri saya waktu, saya akan membuat pinjaman untuk melunaskan hutang saya.." Aron berdesis kecil. " Tidak perlu.. kau tidak perlu membayar dengan uang, tapi Uncle Bryan ingin jantungmu untuk melunasi hutang.." " Apa?" " Boleh tidak.." tanya Aron sambil tertawa pelan. " Satu jantungmu akan melunasi semua hutangmu.. bagaimana?" " Tuan.. saya pasti akan melunasi semua hutang hutang saya.." Aron mengalihkan pandangan kearah wanita yang masih tak sadarkan diri itu. " Tidak ada tawar menawar.." jawab Aron yang kembali fokus pada Andy Wang. " Masa yang Uncle Bryan berikan kau tidak menggunakan dengan baik, untuk membayar hutang kau tidak ada tapi untuk check in dengan wanita kau ada.." Aron memukul batang leher pria paruh baya itu dengan pistol yang menyebabkan Andy Wang pingsan. Kemudian pria itu menghampiri Mayleen yang masih tak sadarkan diri. *** Miko menghampiri seorang pria dewasa ketika dia di panggil, seperti biasa Miko sangat tenang. " Uncle, apa itu.." tanya Miko ketika pria dewasa itu mengambil darahnya dengan jarum suntik. " Bagaimana?" Tanya pria itu pada temannya tanpa pedulikan Miko. " Bocah ini sangat sehat.." jawab sang teman sambil menatap Miko. " Seterusnya.." " Hey mau kemana kau, bocah.." bentak seorang pria lainnya karena Miko tak berbaris seperti yang lain. " Biarkan dia.." jawab yang lain. " Bocah itu sangat tenang, apa mungkin dia juga berdarah Mafia.." " Woohoo! Keren!" Kata Miko sambil bertepuk tangan, bocah itu di depan mayat yang baunya sangat menyengat. Antonio yang memperhatikan kerja anak buah Aron, mulai mengenal Miko. " Bocah itu kan yang waktu itu.." dia melihat bocah itu begitu kagum melihat senjata tajam dalam ruangan itu. Miko menoleh dan melihat Antonio, kedua matanya membulat melihat Antonio. " Hello.." Antonio hanya diam memperhatikan bocah itu, namun yang menjadi perhatian Antonio adalah raut wajah bocah itu yang sama sekali tak merasa takut. " Apa Uncle masih mengingatku.." tanya bocah itu dan duduk di sebelah Antonio. " Uncle Uncle itu yang membeli rokok yang aku jual.. aku tunggu tunggu Uncle disana tapi tidak datang.." Antonio menghela nafas karena bocah itu sangat laju berbicara. " Uncle... Tadi mereka mengambil darahku.. untuk apa ya?" Tanya Miko sambil mendongak. " Smile.." kata Antonio sambil mengarahkan camera di wajah Miko yang sedang melihat kearahnya. Miko langsung tersenyum lebar. " Coba lihat." Bocah itu berdiri dan ingin melihat fotonya. Antonio hanya memperlihatkan sebentar, lalu Mengirim foto itu pada Aron. *** Mayleen tersadar dari pingsannya, dia memegang kepalanya, lalu melihat ke samping. Aron yang sedang menyetir melihat sekilas kearah wanita itu. " Tuan?" " Kamu sudah sadar?" Tanya Aron yang kembali fokus menyetir. " Dimana rumah kamu, aku akan menghantar kamu.." Mayleen terdiam seketika, kepalanya masih sangat pusing. Dia tidak ada pilihan lain selain menuruti saja kata kata pria itu, dan mungkin setelah itu dia kan mencari tempat tinggal lain. " Jadi ini rumah kamu.." tanya Aron ketika sudah berhenti di rumah wanita itu. " Terima kasih, tuan.." wanita itu buru buru turun dari mobil. " Ada apa dengan wanita itu?" Gumam Aron yang melihat wanita itu pergi seperti orang ketakutan. Kemudian pria itu mengalihkan pandangan kearah ponselnya, ada satu pesan masuk. Aron membuka pesan dari Antonio, pria itu mengirim foto. Pria itu yang ingin keluar dari mobil dan ingin mengejar wanita itu tak jadi, dan malah memutar setir, dia ingin ke markas. Sesampai Aron di markas, dengan perlahan Aron melangkah ke ruangan penyekatan anak anak. Dari kejauhan lagi Aron sudah melihat ratusan anak anak dalam ruangan itu, tapi yang paling menjadi perhatian Aron adalah seorang bocah yang sedang berdiri di depan anak buahnya yang sedang memasukkan jantung anak anak dalam box besar. " Ini benar benar keren!" Kata Miko dengan semangat. Aron terpaku melihat Miko, sepertinya kata kata itu tak asing baginya. " Yang ini juga keren! Woohoo keren!" Miko memekik senang
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN