Sisil berdiri tepat di depan pintu villa yang masih tertutup rapat, tubuhnya benar-benar gemetar. Buliran bening nampak memenuhi kelopak matanya meskipun segera dia seka sesaat sebelum air mata itu berjatuhan. Otaknya benar-benar dipenuhi dengan ketakutan. Apa Isabella benar-benar akan meregang nyawa di tangan Antonio? Lantas, apa yang akan terjadi dengan dirinya? Apa ia pun pun akan kehilangan nyawanya di sana? "Aku pasrahkan hidupku kepada-Mu, Tuhan," batin Sisil seraya memejamkan kedua matanya. Sementara Antoni, pria itu berdiri tepat di belakang Sisil seraya menodongkan pistol di punggungnya juga menatap sekeliling. Kedua sisi rahangnya nampak mengeras kesal, bola matanya benar-benar memerah dan tidak sabar ingin segera menghabisi nyawa dua orang yang telah menghancurkan hidupnya.