chapter 4

1636 Kata
Ferry POV ‘ hah , zara benar-benar membuatku gila. ‘ Batin ku saat zara memelukku dengan erat dalam dekapan nya. Aku begitu menyadari nya , Ini semua bukan lah mimpi ataupun khayalan ku saja seperti tempo lalu. Pandangan mata nya pun seakan enggan untuk mengartikan apa yang terjadi padanya saat itu. Rapalan do’a ku tak pernah aku hentikan , Takut jika aku melakukan hal di luar batas nalar ku karena perbuatan zara kepada ku. Apalagi ketika zara menggerakkan badan nya untuk lebih dekat kepadaku. Saat itu membuat ku merasakan hal aneh yang pertama kali aku alami. ‘ STOP zara jangan bergerak. ‘ Ucap ku menggerutu dalam hati ketika lagi-lagi zara yang terlalu aktif dalam tidurnya. POV END Zara POV Aku benar-benar tak ngebayangin kalau waktu itu kak ferry menolak apa yang menjadi keinginan ku. Sangat gak masuk akal , Saat aku minta kak ferry buat meluk aku agar aku bisa tidur dengan nyenyak. Karena PTSD yang aku alami sejak beberapa tahun yang lalu. Semacam trauma pada suatu kejadian yang dimana aku pernah mengalami hal buruk di waktu itu. Mama sudah pernah membawa ku ke beberapa psikiater , dan jawaban mereka tetap sama. Aku akan merasa aman pada satu titik saja ketika trauma itu sedang menganggu pikiran ku. Satu titik itu adalah kakak angkatku , ferry. Sejak kepergian kak ferry ke singapura untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi , setiap malam aku sering sekali terbayang kejadian kecelakaan dulu yang menimpa keluarga ku. Apalagi jika di tambah dengan hujan yang begitu lebat di sertai dengan gemuruh petir. Pasti akan membuat ku sangat histeris sejadi-jadinya. Dan pada akhirnya , Dokter keluarga memberikan resep untuk ku , seperti obat tidur atau obat penenang. Entah lah , aku sendiri pun juga tak begitu memahaminya. Karena pada saat itu aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah ku di semarang kota kelahiran ku. Semalaman jantung ku gak karuan rasanya saat aku memeluk kakak. Hingga akhirnya aku dapat menjemput mimpi ku. POV END ~~~***~~~ Serasa bagai tuan putri saat ini zara di rumah ferry. Ketika zara bangun dari tidurnya , ia mencium aroma masakan yang begitu wangi menusuk di hidung nya. Hingga membuat nya turun dari tempat tidur dan berlari dari arah kamar nya. “ kakak buat apa? “ Tanya zara di tengah perjalanan nya menuju ke arah ferry yang begitu terlihat gagah dengan setelan jas berwarna abu yang membalut tubuh kekarnya. “ just for you dek. “ Ucap ferry sambil menyodorkan sepiring omelet kesukaan zara. “ makasih kakak sayang.” – “ kenapa kakak rapi begitu? “ Tanya zara heran sembari memakan omelet nya. “ ada rapat penting di kantor , jadi kakak harus berangkat bawel. “ Kata ferry mencubit pipi zara dan lalu melepaskan apron yang di kenakannya. ‘ gila itu body cool banget coba , makan apa aja dia selama merantau? Sampai-sampai badan nya kebentuk semua kaya gitu. Apalagi perut nya yang kaya roti sobek. ‘ Batin zara saat melihat gelagat ferry saat melepaskan apron. “ apa yang kau tatap? “ Tanya ferry yang menyadari tatapan intens zara pada dirinya. Dan hanya di tanggapi gelengan oleh zara dengan mulut nya yang masih penuh dengan omelet nya. Hingga memancarkan wajah yang begitu menggemaskan. ‘ sabar ferr sabar , Zara gak bermaksud menggoda kok dengan wajah nya yang sangat menggemaskan itu. Inget ferr masih pagi. ‘ Batin ferry gusar sambil mengusap d**a nya. Kemudian ferry mendekat dan memberikan segelas s**u untuk zara , Di letakkannya di atas meja makan . Betapa mengejutkan ketika tiba-tiba zara membalikkan badan nya hingga membuat kedua pandangan itu bertemu. Mereka terdiam satu sama lain dengan tatapan yang semakin lama semakin sayu. Membuat mereka tak tersadar jika tubuh mereka begitu merespon kedekatan itu dengan saling memanjukan tubuh masing-masing. Semakin lama semakin dekat , Hingga nafas ferry pun bisa di rasakan oleh zara dan juga sebaliknya. Dan terdengar suara dering ponsel zara yang membuyarkan aksi di alam bawah sadar ferry dan zara. kemudian zara menerima telfon nya. “ ya nad. “ ucap zara sambil memalingkan wajah nya dari pandangan ferry yang masih menatap dengan tatapan intens. Dan mungkin ferry pun juga berpikir dengan apa yang hampir saja mereka lakukan tadi. “ kakak berangkat raa. “ Bisik ferry tepat di telinga zara , Dan sangat terasa nafas hangat nya yang berhembus pada cuping telinga zara hingga membuatnya seketika merinding hebat. “ hallo raa. “ Teriak nadira sahabat zara yang ternyata sedari tadi sudah zara abaikan panggilan telfon nya. “ sory nad , kenapa? “ Tanya zara pelan , Karena ferry masih belum sepenuhnya keluar dari rumah. “ jalan yuk , kamu udah pulang kan. “ Ajak nadira. “ baiklah , kau kirim saja lokasinya. “ Ucap zara tegas. “ oke bos , bye. “ Kata nadira langsung mematikan telfonnya. “ ciih , dasar nadira selalu mematikan telfon sepihak. “ Umpat zara di depan handphone nya sendiri seperti orang gila. Kemudian zara mengarahkan tangan nya ke d**a sebelah kirinya yang terlihat ada degupan kencang disana. “ apa yang aku perbuat tadi coba , Bisa-bisa nya aku hampir mencium nya, haaah. “ Ucap zara meracau sambil mengusap kasar wajah zara dan sambil memakan omelet yang masih tersisa. | (・ิω・ิ)ノ | Dengan langkah tegap ferry memasuki kantor nya dan terlihat beberapa karyawan yang memberikan rasa hormat nya dengan membungkukkan badan nya ketika ferry sedang melewati mereka. Setelah sampai di depan ruang rapat , Ferry bergegas memasuki nya dan sudah terdapat beberapa klien yang duduk di posisinya masing-masing. Kemudian ferry pun juga duduk di atas singgasana nya. Dan terlihat devan memberikan beberapa berkas sebagai pembahasan rapat kali ini. Dengan saksama ferry menerangkan bagaimana tentang fisi dan misi yang akan di kembangkan pada kerjasama mereka. Tidak ada yang tidak memuji kepintaran ferry untuk menakhlukkan beberapa klien agar mau menginvestasikan beberapa persen saham di perusahaan yang di kembangkannya sekarang. Saat beberapa klien sedang berunding , Terasa getar pada saku celana ferry yang di sebabkan oleh handphone nya. Ferry mengambilnya lalu membukanya , Nampak nama zara yang tertera paling atas dalam aplikasi w******p milik nya. “ aku pergi dulu dengan nadira kak , rumah sudah aku kunci. “ Kata pesan yang di kirimkam oleh zara. Ferry sangat hafal apa tujuan temannya , karena sama sekali tak menyukai teman-teman zara yang hanya bisa menjodoh-jodohkan zara dengan teman lelakinya. “ bagaimana pak apakah anda sudah mengambil keputusan? “ Tanya ferry dengan salah satu klien nya yang belum memberikan jawaban pasti. “ sebentar pak , saya... “ Ucap klien itu terhenti ketika ferry mengucapkan kata selanjutnya yang memberikan waktu singkat untuk klien itu. Hanya perusahaan yang berani berinvestasi di perusahaan ferry yang tentunya akan mendapat bimbingan pelayanan khusus dari ferry untuk perusahaan tersebut agar berkembang lebih pesat. “ waktu anda satu menit. “ Tegas ferry dsngan tatapan yang sulit di artikan. “ tapi p.. “ “ tiga puluh detik. “ Singkat kata ferry. “ baik pak , saya bersedia. “ Jawab klien itu mantap. “ baik lah , selamat bekerja sama pak. “ Ucap ferry kepada semua klien yang berada di ruang rapat. “ handle mereka dev , aku ada keperluan mendesak. “ Kata ferry lalu meninggalkan ruang rapat. | 。・:*:・(✿◕3◕) | Ferry Pov Jalanan yang begitu padat seakan menghambat langkah ku untuk segera menemui zara yang pergi bersama teman nya. Dalam bayang ku , Aku mengingat kejadian pagi tadi yang dimana hampir saja aku mencium bibir zara. ‘ benar-benar menegangkan’ desis ku dengan menampilkan senyum nakal ku. Tak bisa ku bayang kan apa yang akan terjadi jika aku benar-benar menciumnya. Perasaan ku semakin tak karuan saat membayangkan kejadian tadi. Setelah terlihat jarak sela untuk ku lalui , Aku langsung saja menjalankan mobil ku dengan kecepatan yang lumayan cepat agar sampai di tempat zara sekarang berada. Aku bisa melacak keberadaan zara melalui handphone ku. Zara berada di salah satu cafe terlaris di bandung. Dengan cepat aku langsung saja memarkirkan mobil ku dan kemudian berjalan menuju keberadaan zara sekarang. Terlihat ia sedang bercengkrama ria dengan nadira , Dan tak lama kemudian datang seorang laki-laki yang menyapa mereka. Anngap saja aku seperti detektif sekarang yang diam-diam menguntit pertemuan mereka. Karena jujur saja aku tak suka melihat milik ku di minati orang lain. Ya walaupun aku sendiri belum berani mengungkapkan nya. Sekarang aku duduk tepat di belakang meja zara dan memunggunginya , Namun entah mengapa terlihat sesekali zara menengok ke arahku. “ nih , kenalin soib gue farel. Dia juga satu kampus kaya kita raa. “ Ucap nadira yang memperkenalkan teman nya kepada zara. “ siapa namanya cantik? “ Tanya laki-laki itu kepada zara . Huh , rasanya aku ingin sekali memberi pelajaran kepada teman zara yang selalu saja mencampuri urusan nya. “ zara. “ Terdengar suara zara yang sedikit ketus , Aku pun juga sangat paham jika zara tak akan nyaman dengan hal seperti ini. Tapi lagi-lagi nadira selalu saja bersikeras menjodoh-jodohkan zara. “ udah punya pacar kamu raa? “ Tanya laki-laki itu to the point , aku sangat tak sabra iingin sekali memukuli nya karena sudah lancang menggoda gadis kecilku. “ pastinya sudah. “ Singkat jawab zara. ‘ jawaban yang bagus raa , tapi entah mengapa aku pun juga sedikit bertanya-tanya apakah benar yang di katakana zara jika ia memang sudah mempunyai kekasih. ‘ Kalau semua itu benar , aku akan pastikan umur kekasih zara tak akan berlangsung lama. “ what… “ Teriak nadira saat mendapati jawaban zara. “ tau rasa kau nadira ‘ batin ku tertawa terbahak-bahak. “ loe bercanda kan raa , kenapa gak bilang sama gue kalau loe punya cowok. “ –nadira “ apa harus loe tau semua tentang kehidupan gue , dah ahh gue pamit aja. “ Terdengar nada zara yang berdesis kesal kepada nadira. “ tunggu. “ Ucap laki-laki itu dengan menghadang zara dengan menahan lengan zara , seketika aku langsung berdiri beranjak dan membalikkan badan ku kemudian melepaskan tangan laki-laki itu dengan kasar dari lengan zara. “ kakak. “ Suara lembut mendayu-dayu itu , panggilan kesayangan zara untuk ku. “ siapa loe beraninya.. “ Bentak laki-laki itu terhadap ku , hingga membuat aku semakin terhujani dengan emosi yang meningkat drastis. Nampak zara yang sudah menggenggam tangan ku untuk melerai pertikaian awal kami. “ gue calon suami zara , camkan itu untuk kalian berdua. “ Ucap ku sarkas lalu mendorong tubuh laki-laki itu hingga terjatuh di atas kursi. Ku genggan tangan zara dan segera ku bawa nya pergi dari keributan tadi , Setelah sampai di parkiran aku membukakan pintu penumpang yang berada di samping pintu kemudi. Dan kemudian memasangkan sabuk pengaman untuk nya , terlihat zara yang seakan menahan nafas nya saat aku mengambil sabuk pengaman yang berada di samping kanannya. Dan zara pun sudah enggan untuk mengelak ataupun mengatakan sesuatu kepada ku. Mungkin dia merasa bersalah kepada ku , atau mungkin itu hanya perasaaan ku saja karena tak mendapati perkataan appaun dari zara yang memilih diam di sepanjang perjalanan pulang. Entah lah , yang aku tau saat ini. Aku sama sekali tak akan membiarkan siapapun mengambil milik ku. Karena zara hanya milikku. Bersambung…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN