Tiara bergeming. Dia menatap tulisan yang berada di pintu di mana Dona baru saja keluar dari dalam sana. Di sana tertulis jelas bahwa ruangan tersebut adalah ruang pemeriksaan yang dikhususkan untuk wanita yang sedang hamil. Dada seorang Tiara seketika terasa sesak. Buliran bening tiba-tiba saja memenuhi kelopaknya dan siap untuk berjatuhan. Dia bukan hanya menahan rasa sakit di kakinya, tapi juga harus berjuang menahan rasa sakit di hatinya yang terasa meremukkan seluruh persendian di dalam tubuhnya. Apa mungkin Dona hamil darah daging suaminya? Pertanyaan itu sontak mencuat di dalam hatinya. "Kamu mual-mual terus? Bagaimana bisa?" tanya Bagus dengan ke dua mata yang membulat sempurna. "Apa kamu masuk angin? Dokter bilang apa sama kamu?" tanya Bagus merasa khawatir, dia bahkan berjal