Menunggu kesadaran Tiranti sambil duduk bersandar di kepala ranjang. Menoleh pada sang istri yang masih pingsan, Bara menghela napasnya dalam dan menggelengkan kepala. Semua bayangan terhadap malam pertama, langsung sirna seketika. “Kasihan…,” ucap Bara mengelus rambut sang istri. Kemudian Bara menunduk untuk mencium puncak kepala Tiranti. Karena gemas, dia juga menciumi pipi tembab sang istri. Sampai sadar dengan kelakuannya, Bara segera menampar dirinya sendiri. “Kagak boleh kayak gitu.” Kembali duduk dengan tegak. “Tuhkan, baper lagi.” Bara melihat kejantannan miliknya yang terbangun lagi. “Capek, mana kulit tangan udah keriput.” Namun, dia tetap pergi ke kamar mandi menuntaskan hasratnya. Bayangkan saja selama 32 tahun Bara menyimpan hasrat itu untuk istrinya. Namun sekarang dia mala