Bab 18. Tipe Pria dan Wanita

1183 Kata
“Hm… oh iya aku lupa, ini untuk kamu,” ujar Keyzia yang baru teringat bahwa ia ingin memberikan sesuatu untuk guru homeschoolingnya itu.   “Ini apa?” tanya Zello sambil mengernyitkan dahinya bingung.   “Kue, tadi aku dan ibu sedang mencoba resep baru. Dan ibu menyuruhku untuk meminta pendapat darimu,” jawab Keyzia. Lalu, Zello pun langsung membuka kotak tersebut.   “Cheesecake?” tanya Zello yang sedikit terkejut.   “Um… iya, namun aku menambahkan lelehan strawberry di atasnya,” jawab Keyzia yang sedikit kurang percaya diri dengan hasil buatannya.   “Oke biar kucoba, kalau dilihat dari penampilannya sih sangat menggoda selera,” balas Zello lalu mulai menyendok sebagian dan memasukkannya ke dalam mulutnya.   “Bagaimana?” tanya Keyzia tampak khawatir.   “Wow, ini Cheesecake terbaik yang pernah kucoba,” jawab Zello dengan mata berbinarnya.   “Benarkah?”   “Tentu saja, ini sangat enak Keyzia, kamu memang master pembuat dessert,” jawab Zello antusias.   “Terima kasih pak,” balas Keyzia yang kini tersenyum senang.   “Sama-sama, dan terima kasih juga sudah membiarkanku mencoba dessert buatanmu ini,” ujar Zello pada sang murid.   “Bukan apa-apa,” balas keyzia yang sangat senang saat ini. Akhirnya, hasilnya tidak gagal.   “Hm, Keyzia…ngomong-ngomong, bolehkah aku bertanya tentang sesuatu padamu?” tanya Zello yang membuat Keyzia menatapnya heran.   “Apa?”   “Kalau boleh tahu, bagaimana tipe pria yang kamu impikan?” tanya Zello yang membuat Keyzia sontak kaget.   “T—tipe?”   “Iya, bagaimana?”   “Kurasa tidak ada, hanya saja aku menginginkan seseorang yang tulus denganku. Lagipula, aku juga tidak ingin mencari pasangan saat ini. Usiaku masih cukup muda. Selain itu… mana mungkin ada lelaki yang menyukai gadis phobia akan sentuhan sepertiku,” jawab Keyzia sambil tersenyum miris.   “Itu mungkin saja ada Keyzia, karena hati seseorang kan tidak selalu memandang kekurangan orang lain,” ucap Zello yang tampak tidak setuju.   “Mungkin saja ya… lalu, bagaimana dengan bapak?” balas dan tanya balik keyzia pada Zello.   “Aku? Hm, tipeku sih sederhana… aku hanya mendambakan sosok perempuan yang ramah, mudah tersenyum, dan juga ceria setiap saat,” jawab Zello yang membuat Keyzia terdiam sejenak.   “Ah… seperti itu ya,” balas Keyzia setelahnya.   “Iya, ya paling tidak aku ingin perempuan seperti Keyra. Meskipun dia memang tipe yang menyendiri sih. Tapi sayangnya dia sudah jadi istri orang,” ucap Zello yang membuat Keyzia menatapnya heran.   “Keyra? istri orang? Maksudnya?” tanya Keyzia yang tidak mengerti.   “Iya, dia itu istri dari teman sekaligus bosku. Sekarang dia lagi koma di rumah sakit, makanya sekarang Alka kelihatan seperti stress saat ini. Sekedar informasi, Alka itu suami dia, bos aku, sekaligus teman di sekolah. Ya, seumuran aku lah, dia dijodohin sama orang tuanya, jadi ya nikah muda deh namanya,” jawab Zello yang diberi anggukkan mengerti oleh Keyzia.   “Ah… jadi begitu ya…,” balas Keyzia.   “Iy, ngomong-ngomong aku mau minta maaf soal kejadian Viola waktu itu,” ujar Zello.   “Tidak apa-apa kok, itu sudah lewat. Tetapi sebaiknya jika kamu tidak menjelekkan pacarmu sendiri seperti itu,” balas Keyzia yang membuat dahi Zello mengernyit seketika.   “Pacar? Oh yaampun aku sampai lupa, Viola itu bukan pacarku yang sebenarnya… aku hanya pura-pura saja agar aku bisa mendapatkan bukti secara langsung darinya. Kamu tahu? Dialah yang menyebabkan Keyra koma saat ini. Memang perempuan yang jahat,” ujar Zello yang sangat kesal dengan perempuan itu.   “Ah? Benarkah dia begitu?” tanya Keyzia yang tampak tak percaya dengan apa yang Zello katakan barusan.   “Iya, masa kamu tidak percaya? Jelas-jelas dia saja tega berbuat seperti itu terhadapmu,” jawab Zello meyakinkan Keyzia.   “Hm, begitu ya…,” balas Keyzia yang tampak sedang memikirkan sesuatu. Tak lama, ponselnya pun berdering yang menampilkan nama sang ibu di layarnya.   “Iya bu?” tanya Keyzia saat panggilan mulai terhubung.   “Ini sudah malam Keyzia, bisa kamu pulang secepatnya?” tanya balik Kania pada sang anak.   “Ah iya bu, Keyzia akan pulang setelah ini,” jawab Keyzia.   “Baiklah kalau begitu, ibu tutup dulu telponnya,” balas Kania yang langsung memutuskan sambungan telepon.   “Disuruh pulang ya?” tanya Zello yang membuat Keyzia pun sontak menoleh.   “Iya,” jawab Keyzia yang sedikit tak enak hati.   “Yasudah kalau begitu, ayo kuantar pulang,” ucap Zello yang langsung bangkit dari duduknya.   “Terima kasih,” balas Keyzia yang kini juga ikut berdiri.   Akhirnya, jalan-jalan malam mereka pun harus berhenti sampai di sini. Zello, kini tengah mengantar Keyzia pulang dengan segera agar Kania tidak khawatir nantinya.   ***   Zello, memasuki rumahnya dan langsung berhadapan dengan sang mama yang kini tengah menatapnya dengan tatapan memincing yang membuat ia sendiri pun bergidik ngerti.   “Eh macan, ada apa nih nungguin Zello?” tanya Zello pada sang mama sambil menampilkan cengiran khas miliknya.   “Dari mana aja kamu Zello?” tanya Zellin menatap sang anak curiga.   “Eh? Ya abis jalan-jalan dong mommyku tersayang,” jawab Zello dengan jujur.   “Sama siapa? Kemana?” tanya sang mama lagi padanya.   “Sama Keyzia, kepo,” jawab Zello yang kini cekikikan dan langsung menerobos masuk ke dalam rumah.   “Sama Keyzia? Kemana sih? Gimana? Kamu udah resmi?”   “Resmi apanya mama cantik?” tanya Zello jenaka saat ia menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai 2.   “Ish kebiasaan kamu, sini jawab dulu,” ujar sang mama sambil memasang wajah garangnya.   “Zello lelah ma, Zello sudah tidak sanggup untuk menjawabnya. Zello mau bobo cantik dulu,” balas Zello yang langsung masuk begitu saja ke dalam kamarnya.   “Zello! Dasar kamu ya!” kesal Zellin sambil mendecak sebal.   ***   Keesokan harinya, Zello seperti biasa berangkat ke sekolah yang tentunya untuk menimba ilmu. Ya walaupun IQ seorang Zello Adrian Wang sudah di atas rata-rata, namun ia masih membutuhkan asupan pelajaran lebih lagi.   Saat sampai di kelasnya, Zello langsung mendapati sang teman yang kini tengah menjadi sarapan rohani bagi para siswi di kelas. Dengan kekehannya, ia pun bergegas duduk di tempat nya yang bersebelahan dengan tempat duduk milik teman sekaligus bosnya itu. Siapa lagi kalau bukan Alkara?   “Susah ya jadi orang ganteng,” ucap Zello yang membuat lelaki tersebut menoleh ke arahnya.   “Zello, gimana?” tanya Alka menghiraukan ucapan Zello sebelumnya.   “Hm, lebih baik kita tidak membahasnya di sini. Gimana kalo pulang sekolah lo traktir gue?” tanya balik Zello sambil menaik turunkan alisnya pada Alka.   “Tidak bisa, gue harus jaga Keyra,” jawab Alka dengan wajah yang tentunya selalu datar.   “Oh iya gue lupa, yaudah nanti di rumah sakit aja,” ucap Zello yang baru teringat bahwa sang teman selalu setia menemani istrinya itu.   “Tidak bisa, Keyra sudah bangun,” balas Alka yang sontak membuat Zello langsung menoleh ke arahnya.   “Ha?! Serius lo?!” tanya Zello yang tak percaya.   “Ya, lebih baik kita bicarakan lewat telepon nanti,” jawab Alka yang membuat Zello mengangguk-anggukan kepalanya.   “Yaudah deh, tapi lain kali boleh dong gue kenalan sama Keyra,” balas Zello yang hanya mendapat lirikan tajam dari Alka. Dan tak berselang lama, guru pengajar pun masuk ke kelas mereka untuk memulai pelajaran pertama pada hari ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN