"Arum, Arum, bangunlah". Emir merapikan rambut yang menutupi sebagian wajah Arum. Emir mengusap wajah Arum, wajah itu terlihat sangat pucat. Arum meringkuk seperti bayi dengan mata terpejam, kondisinya sungguh sangat memprihatinkan, Emir tidak sanggup menatapnya seperti ini. "Arum, bangunlah. Saya ada disini" ucap Emir lagi. Ia sengaja membangunkan Arum, agar ia tahu kondisi Arum sebenarnya. Arum membuka matanya secara perlahan. Arum terkejut apa yang dilihatnya, ia menatap Emir. Emir berada disini. Bagaimana ia bisa masuk ke dalam flat nya. Laki-laki inilah yang harus ia hindari. Tubuh Arum lalu meringsut kedinding, menghindari Emir. Emir menatap wajah Arum, ia pastikan wanita itu habis menangis seharian. Matanya terlihat bengkak, Emir memegang tangan lembut Arum. Dengan cepat Arum me