Pagi ini Ara terbangun dengan rasa letih yang teramat sangat. Sekujur badannya terasa remuk karena serangan maha dahsyat Rahid yang dilakukannya bertubi-tubi tadi malam. Ara melirik ke sebelahnya, kosong. Rahid sudah tidak ada di sana. Ara pun langsung bangun dan beralih menatap jam di layar hanphone-nya. Bola matanya pun langsung membesar saat melihat waktu yang sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi. “Astaga... kenapa aku bangun setelat ini,” bisik Ara. Ara pun segera menyisir rambut, lalu mengiktanya. Kemudian dia berlari ke kamar mandi untuk mencuci wajah dan menggosok gigi dengan tergesa-gesa. Setelah selesai Ara menatap wajahnya sebentar di cermin sambil mengacungkan tinjunya. Bagaimana pun juga dia harus menghadapi hari ini. Bagaimana pun juga dia harus berhadapan dengan orang-orang y