“Kita tidak bisa pindah dari rumah orang tua aku, Ra,” ucap Rahid dengan nada pelan. Ara tertegun. Gerakan tangannya yang sedang menyendok nasi goreng itu pun mendadak terhenti. Ara meletakkan sendoknya. Padahal dia sedang sangat menikmati kelezatan nasi goreng yang dibawakan oleh suaminya itu. “Maksud kamu apa? bukannya kemarin kamu sudah mengatakan kalau kamu setuju?” tanya Hana. Rahid menelan ludah. “Iya... tapi Mama dan Papa aku tidak mengijinkannya.” Ara mendesah pelan. Bersamaan dengan itu handphone miliknya bergetar pelan/ Ara menatap layar handphone itu, kemudian menelan ludah. “Dari siapa?” tanya Rahid. “Papa....” jawab Ara dengan raut wajah yang sudah berubah cemas. Rahid mengangkat dagunya. “Ayo buruan angkat!” Ara pun akhirnya menjawab panggilan itu. “H-halo....” “Apa