"Assalamualaikum. Andin main yuk." Andin yang tengah menonton tv pun menoleh saat mendengar suara Alvaro memanggilnya. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam, kemudian beralih Alvaro yang baru saja pulang futsal. “Apaan sih lo. Nggak jelas banget." Alvaro menyentil kening Andin gemas. "Kalo orang salam tuh dijawab, Ndin." Lalu duduk di sebelah Andin. Andin mengusap bekas sentilan Alvaro. "Waalaikumsalam." "Telat jawabnya." "Tadi katanya di suruh jawab. Giliran dijawab malah di bilang telat. Lo mabok apa gimana sih?!" Alvaro terkekeh. "Hehehe, lo sensi banget sih. Udah kayak Ariq aja." Mengingat Ariq membuat Alvaro tersenyum geli, sebab sahabatnya itu masih tidak mau berbicara padanya hingga pulang tadi. "Kenapa lo senyum-senyum sendiri?" "Ck! Ngomong mulu s