“Um … soal apa ya, Ma?” “Soal Raga, dan juga … Nadia.” Mara menggelengkan kepala. Kalimat itu terus berputar di dalam kepala, sepanjang dia mengendarai kendaraan roda empatnya. Bola mata wanita itu bergeser ke kanan kiri, memperhatikan kaca spion setelah menyalakan lampu sein. Tangannya bergerak memutar kemudi hingga mobil yang dikendarai sedikit demi sedikit bergerak ke tepi. Kakinya masih menekan pedal gas. Meluruskan pandangan setelah kendaraannya melaju di tepi jalanan, wanita memutar kemudi. Membawa kendaraannya masuk ke jalanan menuju rumah mertuanya. Rencananya berangkat ke kantor tertunda karena permintaan sang mama mertua. Mara memasukkan oksigen sebanyak mungkin ke dalam paru-paru, lalu membuka mulut untuk menghembus sedikit demi sedikit karbondioksida. Rumah megah itu sudah