Mara melirik pria yang duduk di belakang kemudi. Sepasang alis wanita itu mengerut. Merasa aneh mendapati Raga tersenyum. Yah, sekalipun senyum itu bukan untuknya. Entah untuk siapa, karena tatapan pria yang sedang menguasai kemudi tersebut terarah lurus ke depan. Oh … mungkin Raga baru mendapat order besar, batin Mara menebak. Wanita itu membenarkan tebakan otak pintarnya dengan menggerakkan kepala turun naik tanpa sadar. Atau mungkin, ada kabar baik dari Nadia? Mara akhirnya memutar kepala ke samping. Dia tidak bisa menahan rasa penasaran. “Apa ada hal baik sampai dari tadi kamu senyum-senyum terus?” tanya Mara sembari menatap Raga dari samping. Raga mengangguk dua kali hingga membuat Mara kembali mengernyit. Meskipun begitu, dia tidak langsung bertanya lebih lanjut. Bibirnya menipis,