BAB 4

888 Kata
Setelah mengantar Vano sekolah di PAUD, Kennard mengantar Kejor ke kampus. Sebenarnya Kejora sudah minta kendaraan sendiri kepada papanya, namun tidak dikabulkan dengan alasan takut Kejora kenapa-napa di kota orang, entahlah keturunan sultan tapi pikiran kolot, Kejora enggak mengerti dengan jalan pikiran papanya sendiri. "Ra, nanti kamu pulang jam berapa?" "Jam 10, cuma ada satu mata kuliah." "Saya nanti ada meeting jam setangah 10, kamu dijemput sama supir ya, sekalian nanti jemput Vano. Setelah itu kamu ke kantor saya." Kejora mengernyitkan dahinya. "Enggak usah, nanti aku pulang naik taksi aja." "Enggak ada bantahan, pulang sama supir, atau tunggu di kampus sampai saya jemput?" Lagi-lagi Kejora hanya mendesah pasrah, dihadapkan dengan manusia laknat yang membatasi kegiatannya ini adalah neraka bagi Kejora. Namun, Kejora bisa apa selain mengangguk, daripada dia ngadu ke papanya dan disuruh pulang ke Bandung. Setelah mengantar Kejora, Kennard langsung berangkat ke kantor. Seperti biasa teman yang merangkap sebagai asistennya itu selalu datang lebih awal, dan dengan leluasa berada di ruangan Kennard, padahal dia punya ruangan khusus, tapi entah dia terlalu betah di ruangan bosnya ini. "Vin, siapain berkas buat meeting nanti jam setengah 10." "Sepertinya lo harus cari sekretaris, Ken. Biar enggak gue terus." Kennard melempar Kevin dengan pulpennya yang berada di atas meja. "Terus tugas lo ngapain? Makan gaji buta?" "Iya-iya bawel banget, lo kurang jatah ya?" Kennard mengendikkan bahunya. "Dia enggak mau berdiri sama cewek lain, sama Kejora doang maunya." "Ya udah tinggal main sama dia. Serumah ini." "Kalau gue enggak mikir bapaknya siapa, udah gue terkam, Vin." "Lo nikahi dia aja, dengan begitu lo bakal leluasa." Nikah? Sampai detik ini Kennard belum terpikir untuk ke jenjang itu, setelah pengkhiatan yang terjadi tiga tahun silam. Bahkan, sampai detik ini Kennard masih ragu untuk memulai sebuah hubungan yang serius. Dia pernah mencintai begitu dalam, namun ketulusannya dikhianati dengan begitu dalam, sampai akhirnya Kennard belum mau jatuh cinta lagi. "Jangan bilang lo masih sayang sama Nat—" Tidak ingin mendengar Kevin melanjutkan ucapannya, Kennard langsung beranjak dari kursi kebesarannya. "Siapkan semua berkasnya, gue keluar dulu." Kevin kasihan kepada Kennard, laki-laki yang masih terbayang akan masa lalunya. Memang tidak mudah menjadi Kennard, dikhianati oleh cinta pertama dan pacar pertama, pernah terbersit untuk menjalin hubungan rumah tangga dengannya, namun semua itu pupus setelah melihat kejadian menyedihkan malam itu. *** Setelah menjemput Vano di sekolahan, mereka langsung ke kantor Kennard, sesuai perintah pria itu tadi pagi. Vano langsung tidur di sofa, sepertinya dia kelelahan belajar di sekolah sampai tertidur seperti ini. Sementara Kejora memainkan ponselnya dengan bosan, buka i********:, twitter, w******p, dan YouTube. Hanya kegiatan monoton itu yang dilakukan oleh Kejora. Merasa bosan, akhirnya Kejora melihat isi meja Kennard, tidak ada yang menarik hanya berkas-berkas yang menggunung, tapi sebuah foto yang berada di pojok meja menarik perhatian Kejora, ia pun meraih pigura itu dan menatap dengan seksama wajah perempuan yang sedang dirangkul oleh Kennard. "KEJORA!" Refleks Kejora langsung meletakkan pigura foto itu di tempat semula, setelah Kennard meneriaki namanya dengan begitu keras. "Jangan pernah menyentuh benda itu!" Kejora mengangguk. "Oke. Itu pemuas nafsu kamu?" "Kejora, tutup mulut kamu!" "Tampangnya rada-rada b***h gitu sih, tapi masih cantikan aku." Ucapan Kejora membuat Kennard tertawa renyah. "Are you beautiful?" "Of course!" Kennard mendekat ke arah Kejora, lalu membisiki sesuatu. "Bahkan wajahmu tidak bisa membuat saya jatuh cinta, bagaimana bisa kamu mengatai dirimu lebih cantik dari dia? Cuma dia yang bisa buat saya jatuh cinta, gadis kecil." Kejora tersenyum tipis. "Kamu menantang aku? Bahkan detik ini juga aku bisa buat kamu menegang." "Kamu—" Kejora langsung mengecup bibir Kennard, dia sengaja memancing laki-laki itu, saat Kejora ingin menjauhkan bibir, namun Kennard langsung menarik tengkuk Kejora hingga terjadi pagutan yang semakin dalam. Kejora ingin berontak, namun kekuatannya tidak jauh lebih besar dari Kennard. Kejora tidak membalas ciuman secara paksa itu, namun Kennard terus menggoda Kejora agar membuka mulutnya, hingga Kejora pun terbuai, dan terjadilah ciuman panas. Napas Kejora terengah-engah. Kennard membiarkan Kejora mengambil napas, lalu dia kembali melanjutkan ciumannya. Ciuman itu turun ke leher jenjang Kejora, hingga meninggalkan bekas. Desahannya semakin besar, dan membuat Vano yang sedang tidur pun menggeliat. Bocah tiga tahun itu membuka matanya. "Om Ken dan Tante Jora lagi apa?" Pertanyaan Vano, menghentikan aksi mereka, kemudian menatap Vano yang kebingungan. "Vano, udah bangun?" tanya Kejora gelagapan. "Bibir Tante kenapa bengkak? Abis digigit tawon? Terus kenapa lehernya merah-merah? Abis diigigit vampir?" Kennard tersenyum. "Ini hasil karya Om Ken. Kalau Vano besar bakal pintar juga kok, bahkan mungkin lebih bagus dari ini." "Vano mau coba ah." Kejora menatap tajam ke arah Kennard, bisa-bisanya mengajari yang bukan-bukan ke anak kecil. "Jangan dengarin Om kamu yang gila itu, Vano. Ini digigit harimau, waktu Tante main ke hutan." Vano manggut-manggut. "Ngapain ke hutan?" "Cari buaya darat buat dibunuh." "Kenapa dibunuh? Kata ibu guru enggak boleh bunuh binatang." "Enggak apa-apa, daripada meresahkan warga." Vano semakin bingung dengan pembahasan orang dewasa, sekarang Vano lapar, dia minta makan. Ketiga orang itu langsung ke restoran terdekat. Kennard menggendong Vano, dan Kejora berjalan di sebelah Kennard, terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia. Semua mata tertuju ke leher Kejora yang penuh dengan kissmark, Kejora rasanya malu sekali dengan kondisi dirinya seperti ini. "Ini semua gara-gara kamu, sialan!" "Enggak apa-apa, biar orang tahu bahwa Kennard Axelio pandai dalam membuat karya di leher." Kejora pun tak lagi menanggapi ucapan Kennard, yang ada tidak akan selesai pembahasan menjijikan ini. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN