"Bentar lagi mama datang, Mas. Sama Mas Bram. Kata Mbak Winda, Mas Bram pingin banget ketemu kamu, Mas! Sudah cepet pergi!" Kelana sudah mulai gelisah. Dia tahu sifat Bram. "Gak papa, Lana sayang. Aku akan hadapi Mas Bram!" "Apaaa? Aaduuuh... perutku. Jangan macam-macam deh, Mas! Kamu bukan tandingan Mas Bram!" Bentak Kelana tak sabar. Dia sudah mulai gelisah. "Lana..., selama ini aku belum bertindak sebagai seorang suami. Setidaknya kali ini biarkan aku bertindak sebagaimana seharusnya. Aku akan buktikan ke mama papa dan Mas Bram bahwa aku memang pantas menjadi suamimu. Biarkan aku berjuang, Lana, demi kita, demi anak kita. Demi masa depan kita." Adjie berkata mantap. Walau tak yakin dia mampu menghadapi Bram, tapi kali ini dia akan berjuang demi Kelana. "Massss...! Anak kita baru lah