Karena setiap kita, Berhak akan kesempatan kedua. ~~~ Ponsel terlepas dari tangannya. Adjie tampak linglung. "Lana... maaf... Lana..." Lirihnya terisak. Jelita mendekatinya dan berusaha menenangkannya. Tapi ditolak Adjie. "Jangan mendekatiku!" Ketus Adjie, segera berdiri, mengambil ponselnya yang tadi jatuh dan berjalan keluar kamar perawatan ibunya. Dia butuh menenangkan diri. Jelita menelan ludah. Dia sudah kalah bahkan sebelum berperang. Dan dia tahu itu. Tapi, dia hanya ingin mendapatkan apa yang seharusnya menjadi miliknya- menurutnya. "Di... maaf..." Suara Jelita memelan, tangannya menggantung di ruang kosong, melihat punggung lelaki yang sangat dicintainya, pergi meninggalkannya. Adjie duduk di emperan mushalla dekat rumah sakit yang sudah sepi karena sholat sudah berlalu.