Masih di waktu istirahat siang yang berlangsung, Putri bersama Andy bicara secara serius hanya empat mata. Setidaknya begitu yang kedua orang tersebut pikirkan meski kenyataannya hadir orang lain di sana menyaksikan pertemuan mereka dari kejauhan. “Kita pernah bertemu sebelumnya meski itu sudah sangat lama.” Pernyataan itu lagi, ini bukan pertama kali Putri mendengar hal serupa meski ia tetap tidak bisa mengingat kapan bertemu dengan Andy. Sejujurnya Andy merasa kecewa saat membaca dengan seksama raut wajah Putri yang tidak menunjukkan perubahan, menerangkan Putri memang tidak mengingat apa pun. “Sudahlah, lupakan saja.” Andy beranjak hendak pergi. Tapi Putri segera mencegahnya. “Tapi aku belum selesai bicara!” Kata Putri dengan sikap berani dan suara lantang. “Kalau begitu katakan! A