Siang itu di saat jam pelajaran olahraga masih berlangsung, Putri dan Sarif membahas ulang permintaan Putri dari awal. Sarif ingin menyimpulkan lebih sederhana dan mudah dipahami. Untuk itu Sarif memastikannya satu per satu tiap poin pada Putri hingga tidak terjadi salah pengertian di antara mereka. “Kamu menyukaiku dan aku juga menyukaimu, tapi kita tidak bisa bersama saat ini. Kamu ingin aku menunggu dan menjadi temanmu.” Ucapan Sarif sudah terdengar seperti rangkuman tugas sekolah. “Tapi berapa lama aku harus menunggumu?” Ia bertanya pasal terpenting dari awal hubungan mereka. “Sampai kita menyelesaikan masa sekolah SMA. Selama dua tahun ke depan.” Sejujurnya itu sungguh waktu yang lama untuk menunggu seseorang, Putri sadari ini bukan hal yang mudah. Sarif bingung harus bereaksi apa