33. Counter Attack

1838 Kata

Padang sabana tak jua memandang jemu terhampar di hadapan mereka. Menghilangkan semua cemas hati, penat pikiran yang pemuda-pemudi asal perkotaan itu miliki. Sejenak lepas, rileks dari rutinitas menjemukan di tempat asal. Gilang, Andy dan Egi terus berjalan melintasi jalan setapak itu hingga mereka tiba di pemukiman setempat. Tak berapa lama mereka tiba, tanpa sadar masing-masing terpencar karena memiliki minat dan tujuan berbeda. Andy tak menyadari bahwa Gilang sempat menghilang untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia kembali dengan kehebohan serupa badut sulap pencari perhatian. “Ann!! Dengar-dengar, apa yang baru saja aku ketahui!” Gilang berteriak memanggil dari kejauhan, setengah berlari sekembalinya ia setelah pencarian informasi dari penduduk setempat. Suaranya terdengar lantang me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN