Menghilang

1153 Kata
"Grup nggak jelas" Bima Woi gila @Daffa Lo dimana? P p Aldi Eh, Bokap sama Nyokap Daffa hubungin lo juga Bim? Bima Iya. Daffa ada sama lo pada nggak? Aldi Nggak ada. Gue dirumah Zeef Nggak ada. Ini nyokap sama bokap Daffa juga hubungi gue Kemana lo @ Daffa? Aldi Tadi nomornya aktif, sekarang udah nggak Bima Sumpah, tu anak kenapa sih? Bikin khawatir aja padahal kita bukan anak SMA lagi Zeef Dia ada masalah ya? Bima Pas tadi siang kita nongkrong baik-baik saja. Malah dia heboh nggak jelas Zeef Iya juga. Terus tu anak kemana? Aldi Gue coba tanya sama anak kampus. Kali aja Daffa balik Zeef Oke. Bima Gue udah nanya sama beberapa anak kampus, tapi kata mereka nggak ada Orang juga pada pulang kampung Aldi Serius? Bima Iya Zeef Selain kita, teman dia disini siapa? Aldi Erno? Bima Erno masih di LN Zeef Pusing kepala gue Tu anak nggak pikirin mak bapaknya ya? Aldi Tau sendiri Daffa gimana Puber ke dua kali Bima Hahaha Gue lagi mode serius, lo malah ngelawak Aldi Siapa yang ngelawak woi? Gue serius itu Zeef Hahaha Bima Lucu kan @zeef? Zeef Yoi Aldi Fokus Daffa dulu woi!!! Mak Bapaknya mau lapor polisi itu Bima Belum 24 jam ya belum bisa ditindak Zeef Gue cabut dulu buat cari tu anak gila Bima Gue ikut Zeef Emang Mami lo ngebolehin? Bima Cabut diam-diam Zeef Astagfirullah. Nggak jauh beda sama Daffa ni anak Aldi Sama gue aja. Bima anak mami mana bisa keluar kalau udah jam segini Zeef Oke Aldi Oke, otw Bima Gue ikut woi Woii P P Malah ngilang lo pada Woi Tarik kambing *tali Keyboard gila Taikkk Aldi Wkwkw typing lo jelek banget Bima Gue ikut Daffa sudah mematikan ponselnya sejak sepuluh menit yang lalu. Dia sedang berada di tepi sungai sambil memegang sepuntung rokok. Entah sudah berapa banyak ia menghabiskan rokok. Daffa seakan tidak sadar. Ia hanya ingin menenangkan diri saja. Selain rokok, tentu ada minuman kaleng untuk melegakan tenggorokannya Daffa tidak ingin bertemu siapapun. Bahkan dia sudah ada disini sejak beberapa jam yang lalu. Awalnya Daffa tidak percaya bahwa duduk sambil melihat aliran sungai dapat meringankan sedikit pikiran kusut. Tapi setelah ia rasakan sendiri memang benar. Daffa berulang kali menghela nafas panjang. Selama ini hari-hari yang Daffa lewati baik-baik saja. Memang dia bukanlah anak yang baik. Tapi kenapa takdirnya terasa lucu sekali? Daffa mengingat perkataan orang-orang saat dirinya masih berada dibangku sekolah dasar. Banyak yang bilang bahwa Daffa tidak mirip dengan Mama dan Papa. Daffa tidak pernah curiga karena Papa pernah memberi alasan yang masuk akal yaitu mirip neneknya. Kalau dipikir lagi, ternyata Daffa punya pikiran polos. Dia percaya saja dan tidak menemukan hal mengganjal sama sekali. Namun hal yang tidak ingin Daffa tahu malah terjawab dan lebih masuk akal setelah dua belas tahun berlalu. Daffa sangat mirip perempuan yang datang dan mengacaukan dirinya dan sang mama. Daffa tertawa miris. "Hidup gue lucu banget," ucapnya bermonolog sendiri. Dia sudah menghabiskan beberapa kaleng minuman baik itu coffee ataupun minuman penambah energi. Daffa tidak sanggup bertemu dengan Mama Asma. Malu, ya dia merasa sangat malu sekarang. Ada juga perasaan kesal dan marah. Kenapa dia bukan anak kandung sang Mama? Fakta ini menusuk dirinya hingga tidak ingin membedakan mana mimpi dan mana yang nyata. Daffa harap semua yang terjadi hanyalah mimpi semata. Tapi dia sudah berkali-kali menampar pipinya sendiri dan hasilnya ia merasa sakit. Apa yang Daffa alami bukanlah mimpi. Dadanya terasa sesak sekali. Bahkan Daffa tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan air mata. Padahal sebelumnya Daffa bukan orang yang mudah menangis. Bahkan saat terluka atau terjatuh dari motor, dia tidak menangis sama sekali. Hatinya terasa sakit. Sakit sekali. Ia tidak mampu untuk menunjukkan atau menjabarkan betapa ia merasa syok berat dan hancur secara bersamaan. Tatapan Daffa juga kosong seperti orang yang sudah kehilangan arah dan tujuan. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi pikiran Daffa. Jika Mama Asma bukan Ibu kandungnya, kenapa Papa bercerai dengan ibu kandungnya? Apa Daffa tidak berhak tahu tentang ibu kandungnya setelah perceraian terjadi? Kenapa Papa menyembunyikannya? Apa yang sebenarnya terjadi? Kepala Daffa terasa ingin pecah. Selama ini Mama Asma memang baik, membesarkan dia dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Namun Daffa terus-terusan berbuat nakal. Hal ini juga yang membuat Daffa malu untuk bertemu dengan Mama Asma. Dia bukan ibu kandung Daffa, tapi dia sudah mengalami banyak pengorbanan dan kesusahan karena Daffa. Setelah berjam-jam duduk sambil menatap aliran air, Daffa mengusap wajahnya sejenak. Dia kembali menyalakan ponsel yang tadi ia matikan. Banyak panggilan masuk, baik dari kedua orang tuanya maupun teman-temannya. Pesan-pesan juga muncul. Daffa tidak berani membuka pesan dari Mama dan Papanya. Lagi dan lagi, Daffa bersikap egois. Dia membutuhkan waktu untuk mencerna semuanya. Jujur saja perasaannya tidak baik. Daffa takut jika pikirannya kacau, maka mulutnya mengeluarkan kata-kata yang mungkin tidak sengaja menyakiti orang tuanya. Daffa menghindari hal itu. Ia harap kedua orang tuanya bisa mengerti dan memberikan waktu untuk dia menenangkan diri dalam menerima kenyataan yang ada. Daffa membuka grup pesan yang terdiri dari teman-teman dekat sejak bangku SMP sampai sekarang. Mereka sudah berteman cukup lama sampai sekarang. "Grup nggak jelas" Daffa Bilang sama Mama dan Papa gue kalau gue baik-baik aja Bima Gila lo tarik kambing *taik Keyboard sialan Lo dimana? Zeef Lo dimana? Aldi Baru muncul, Mak Bapak lo udah panik Pengen ngumpat gue Padahal sudah jam tiga dini hari, tapi teman-temannya langsung membalas pesan Daffa di grup. Sepertinya mereka tidak tidur. Zeef Woi lo dimana? Kita nyariin ini Aldi Iya mana lapar lagi Bima Orang panik, lo malah lapar Ada gilanya ni anak Aldi Wajar dong, belum makan malam gue Zeef Cerewet amat kek cewek Lama-lama gue tinggal juga lo di jalan Aldi Hahaha maap maap Daffa Bilang sama Mama dan Papa gue kalau gue ada dirumah kalian Aldi Lo ada gila-gilanya ya Jelas-jelas tadi kita udah bilang kalau lo nggak ada sama kita Bima Benar Sebenarnya lo dimana? Zeef Lo dimana? Gue sama Aldi langsung otw kesana Daffa Nggak usah Gue nggak mau ketemu siapapun Bima Apaan sih lo? Kek anak baru puber aja Aldi Heran gue. Kalau ada masalah jangan kabur Daffa Hahaha Bima Emang udah gila dia Kita panik tapi dia santai aja Daffa Pokoknya gue baik-baik saja Jadi nggak usah khawatir Jijik gue jadinya Bima Taik Zeef Taik (2) Aldi Taik (3) Daffa memberanikan diri mengirim pesan kepada Mama Asma. Daffa mengatakan bahwa dia baik-baik saja dan butuh waktu sendiri. Daffa harap kedua orang tuanya akan mengerti, terutama sang Mama. Jujur saja, dia belum siap untuk menghadapi segalanya. Papanya mungkin tidak akan menghindar jika Daffa bertanya tentang apa yang terjadi sebenarnya. Meskipun begitu, Daffa tidak ingin apa yang sudah ia rasakan selama ini malah hancur karena satu orang. Jika benar sosok perempuan yang datang adalah ibu kandungnya, maka Daffa tidak akan bisa menghapus fakta itu sampai kapanpun. Tapi Daffa harap hanya sampai disitu saja. Dia tahu tentang ibu kandungnya dan ibu kandungnya tahu tentang dirinya. Jangan ada hal yang mengganggu ketenangan keluarganya terutama Mamanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN