"Saya harap, gosip ini tidak berkepanjangan, tidak bertambah besar. Kasihan Syana, jadi terganggu hidupnya. Terima kasih, cukup Wawancaranya ya." Rakha bangkit dari duduk. Digamit lengan Syana. "Ayo, Sya. Kita temui Muti." "Iya, Om." Syana berdiri juga. "Kami permisi dulu ya." Rakha menarik lembut tangan Syana. Syana tak memiliki pilihan selain mengikuti langkah Rakha. Mereka melangkah dibawah sorot kamera para wartawan. "Muti mana ya, Om?" Tanya Syana, seraya mencari Muti dengan tatapan mata ke beberapa arah. "Sebentar, aku tanyakan dulu. Ayo kita ke sana." Rakha menunjuk tempat di mana keluarganya berkumpul. Syana menyapa kakek, dan nenek Muti yang ia kenal, karena pernah beberapa kali bertemu sebelumnya. Rakha memperkenalkan Syana sebagai sahabat Muti pada keluarga lainnya. "Oh