MENEMUKANMU

617 Kata
Matanya dengan serius menatap layar komputer, Danu sudah tahu apa yang akan ia cari. Perempuan berinisial “P”… Ternyata ada sekitar 30 karyawan berinisial “P” di kantor pusat. Danu membacanya satu persatu. Ketemu! Danu tersenyum lebar… Meski fotonya terlihat kaku berupa pas foto biasa, tapi Danu tahu itu perempuan yang ia cari. Paramitha Arjanti. Namamu juga cantik… Ternyata Head of Planning, bekerja di bawah VP Busines & Development. Usianya 32 tahun, lahir 3 November 1990 di Jakarta. Sisanya data alamat, tempatnya bersekolah dan banyak lagi lengkap tercatat. Danu menyimpannya di ponsel. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, Om Aji. Danu, “Ya om.” Om Aji, “Mengingatkan, besok perkenalan dengan semua direksi, pukul 8 pagi.” Danu, “Ya paham.” Ia menutup laptopnya. Besok hari penting, sepertinya harus tidur lebih awal. Danu tersenyum menatap langit-langit kamar. “Paramitha.. I will call you Mitha..” Danu menggumam sendiri dan menyentuh bibirnya. “I want to kiss you again, may I?” Banyak tanya dalam benaknya, tapi rasa lelah menderanya, ia pun tertidur. *** “Apa yang kamu mau ceritakan?” Anya penasaran setengah mati. “Ini soal Indra..” Mitha meminum teh tawar dingin dihadapannya, “.. Dan soal.. Lelaki lain.” “What?!” Anya kaget, “Siapa?” “Aku tidak tahu siapa… Tapi dia menciumku.. Dan, aku membalasnya.. Kita berciuman,” Mitha mengeluarkan beban pikirannya. Anya membuka mulutnya kaget, “Kamu.. Kenapa? Tapi.. Ahh.. Aku bicara ngaco, itu cowo m***m?” Mitha tertawa.. “Tidak.. Bukan lelaki seperti itu. Awalnya dia membantuku dari si Adri. Si Adri menyapa tapi sambil mengelus punggung gitu, aku tidak suka.. Debat-lah aku sama si Adri. Tiba-tiba dia duduk di sebelah, sepertinya berniat melerai cara halus.” “Nah, langsung aku lihat ke arah dia, dan ternyata.. Entah kenapa, langsung buat aku berdebar. Tatapan matanya itu Anyaa... Saat itu, aku sepertinya langsung suka. Apa mungkin jatuh hati pada pandangan pertama? Soalnya sejak kejadian itu, jadi teringat terus. Anyaaa.. Bagaimana ini?” Mitha menutup mukanya. “Sebentar. Soal lelaki itu, kalian berciuman tanpa tahu nama?” Anya berbisik di telinga Mitha. “Iyaa.. Ah bahkan aku baru ketemu hari itu,” Mitha kembali minum. Anya terlihat ragu bertanya, “Lalu soal Indra?” “Itu juga jadi pikiranku. Pertama, aku merasa tidak enak hati gara-gara kejadian ciuman itu. Tapi… Sejak menerima pesan ini, malah timbul rasa ragu sama Indra.” Mitha menunjukkan pesan di ponselnya pada Anya. Anya membacanya serius berulangkali, “Ini bisa juga yang kirim perempuan iseng yang suka sama Indra. Aku tahu, cukup banyak perempuan mendekati Indra, Mit.” “Aku tidak akan ragu kalau hanya soal pesan ini. Tapi…” Mitha menatap Anya bimbang, tapi akhirnya menceritakan soal temuan kondom dan parfum itu. Anya membelalakkan matanya, “Sumpah??? Wah, kalau benar, Indra keterlaluan. Kamu kurang apa Mit? Rasanya kurang ajar kalau dia masih cari perempuan lain. Tidak ingat apa, waktu awal janji-janji sama kamu kaya apa?” Mitha jadi ingat awal Indra mendekatinya. Indra begitu gigih dan percaya diri. Sejujurnya saat itu, Mitha agak ragu karena tahu kalau Indra tipikal laki-laki yang sepertinya tidak siap berkomitmen. Tapi, berkat kegigihannya, Mitha terpesona dan akhirnya menyerah mau mencoba menjalani hubungan bersamanya. Indra pun perhatian dan tidak pernah menyakitinya. Namun sekarang ini… Mitha jadi bingung dan ragu. “Ok, soal Indra. Menurutku, ini harus kita selidiki dulu. Kumpulkan bukti-bukti,” Anya memecah kesunyian. “Nah terus soal laki-laki itu, solusinya mudah. Ikuti kata hati kamu Mit. Coba jujur apa yang kamu rasakan?” Mitha diam, tidak menjawab. Namun.. Air mata menetes dipipinya.. Mitha merasa bersalah pada Indra, karena bayangan laki-laki itu terus mengganggunya. “Ah aku tahu..” Anya mendekati dan memeluknya, sepertinya hati Mitha mulai beralih.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN