Bab 20. Penolakan Umi

1412 Kata

"Bunda," teriak Habib dan Nara serentak. Tubuhku jatuh ke lantai keramik berwarna putih. Aku lupa kalau sekarang sudah lumpuh. Bumi tempatku berpijak seperti akan runtuh. Aku seperti manusia yang tak berguna melihat kondisiku yang memperihatinkan. "Bunda, kaki bunda kenapa? Kok, Bunda gak bisa jalan?" tanya Habib sedih. Ada raut kawatir di wajahnya. "Kaki, Bunda lumpuh, Nak. Bunda, tidak bisa berjalan lagi sekarang," jawabku lirih. Seketika Habib dan Nara menangis memelukku. "Bunda, gak bisa jalan, ya?" tanya Nara polos. Biar Adik saja yang bantu bunda kalau mau berjalan," ucapan Nara seketika membuatku melelehkan air mata. Aku hanya bisa menunduk. Kedua anakku begitu memperhatikanku dengan penuh cinta. "Tidak, Nak. Bunda, akan belajar bagaimana cara mennggunakan tongkat biar ti

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN