Andri meletakkan gelas, lalu mendekati kemeja yang dari tadi menarik perhatiannya. “Bukan kemejaku, dan nggak mungkin juga kemeja Aira segede ini,” gumam Andri. Dia mulai meraih kemeja itu. Lalu melebarkan tepat di hadapannya. Aroma parfum pria menguar dari kemeja itu. “Aroma laki-laki, jangan-jangan Aira?” Andri menyelesaikan membuat teh hangat untuk sang istri. Dia sebenarnya tak ingin berburuk sangka, akan tetapi kemeja ini adalah bukti. Jika Aira membawa lelaki lain pulang ke rumah. Andri membawa kemeja itu ke kamarnya bersama dengan segelas teh hangat. Menyembunyikan di belakangnya. Ketika sampai di kamarnya, ternyata Aira masih memegang perutnya. “Sayang, kamu kenapa?” bisik Andri seraya mengusap puncak kepala Aira. “Perutku sakit, kamu tenang aja. Ini sering terjadi,” jelas A